Enam KK Pengungsi Erupsi Karangetang Masuk Zona Merah
Kondisi enam Kepala Keluarga (KK) di Desa Batubulan, Kecamatan Siau Barat Utara, akhirnya direlokasi. Itu menyusul lokasi tinggal mereka yang kini masuk zona merah luncuran lava Gunung Karangetang.
Persoalan itu membuat pemerintah menyiapkan opsi membangun hunian sementara (Huntara), guna menyiasati permasalahan tempat tinggal. Wakil Bupati (Wabup) Sitaro, Drs John H Palandung MSi mengatakan, untuk para penghuni di Shelter Paseng yang rumahnya masuk dalam wilayah zona merah kemungkinan masih akan ditahan. Huntara jadi solusi sementara, sambil menunggu kondisi kembali normal.
"Dan rumah pengungsi yang masuk di zona aman, kemungkinan akan dipulangkan. Opsi ini juga menjadi bahan pertimbangan bagi para pengungsi di Desa Batubulan," terang Palandung, Jumat (15/3).
Pertimbangan lokasi huntara bagi pengungsi di Shelter Paseng, kemungkinan akan ditempatkan di Kelurahan Paniki, karena ada lahan milik pemerintah daerah yang cukup luas untuk dibangun huntara.
“Sedangkan pengungsi di Desa Batubulan, juga akan disiapkan huntara di lokasi yang sudah dipastikan aman oleh pihak PVMBG," ujarnya.
Sementara itu, Retni Katilahe (62) salah satu warga yang rumahnya termasuk dalam zona merah itu mengaku pasrah jika sudah tak bisa lagi kembali ke rumah milik mereka. Bahkan siap menghuni hunian sementara yang kemungkinan akan dibangun pemerintah daerah. "Jika pemerintah berencana membuatkan rumah, kami bersedia. Meski berat menerima kenyataan ini, demi keamanan keluarga kita pasti mengikuti saran pemerintah," ungkapnya.
Kata dia, sejak pra hingga erupsinya Gunung Karangetang, dirinya bersama keluarga telah menempati shelter dengan waktu yang cukup lama.
"Saya terkadang ingin pulang, sebab rumah yang ditempati di Batubulan itu sudah sejak kecil. Meski begitu saya pasrah kalau disuruh pindah, karena lokasinya memang dekat sekali dengan guguran lava. Jika diizinkan, sesekali kalau bisa kami ingin kembali melihat rumah," ujarnya. (haman)
Komentar