Oknum Legislator Sulut Kans Digugat Pendiri Wanua Wenang

Diduga Serobot Lahan Pekuburan Adat


Manado, MS

 

Tindak dugaan penyerobotan lahan adat di Sulawesi Utara (Sulut) ditengara kian merajelala.  Kali ini terjadi di lahan pekuburan Adat Tou Ares Tikala Manado. Indikasi pencaplokan tanah adat itu disinyalir dilakoni oknum Legislator Sulawesi Utara (Sulut), berinisial WL alias Wenny.

Masyarakat adat bereaksi keras. Nada lantang didendangkanKetua Pengurus Masyarakat Adat Tou Ares (MATA), Paul Parera. Ia mengecam sekaligus mengancam akan membawa kasus dugaan penyerobotan lahan itu ke rana hukum.

Parera yang juga merupakan bagian dari keluarga pendiri Wanua Wenang yang kini disebut Manado itu mengaku kecewaatas sikap WL. Oknum politisi Gerindra itu dicap  tidak menghargai warisan adat. “Ini jelas suatu tindakan yang tidak menghormati peninggalan adat,” lugas Parera kepada kepada Media Sulut, Senin (6/5).

Dijelaskan Parera, persoalan bermula saat salah satu rumah di Tikala Ares dibeli oleh WL. Kemudian WL membangun talud. Namun talud yang dibangun, disebut melebar hingga ke lahan lahan pekuburan Adat Tou Ares.

"Jadi WL beli itu tanah disamping Cafe Hollywood untuk didirikan Sekretariat Calon Presiden Prabowo-Sandi. Tepat dibelakangnya berbatasan dengan pekuburan Adat Tou Ares. Posisi rumah yang dibeli itu tanahnya lurus, tapi yang bersangkutan malah menyerobot sampai ke arah got besar hingga lahan pekuburan jadi miring,” beber Parera.

“Bahkan yang bersangkutan sudah mulai bangun talud disitu. Untung kami melihatnya. Jadi kami setop pembangunannya. Karena sudah menyerobot lahan pekuburan yang merupakan tanah adat,” sambungnya lagi.

Meski kecewa dan tidak terima dengan sikap WL, Parera menyebut pengurus MATA beserta seluruh keluarga besar masih menunggu itikad baik dari yang bersangkutan untuk memberikan penjelasan dan klarifikasi.

“Kami masih menghargai adat budaya kita untuk menyelesaikan persoalan ini dengan cara kekeluargaan dulu. Jangan karena mungkin memiliki faktor kedekatan dengan pemerintah atau pihak berwenang baru mau seenaknya saja,” kata Parera.

 

Disisi lain, Parera memastikan jika tidak ada itikad baik WL, pihaknya bakal membawa persoalan itu ke ranah hukum. "Saat ini sementara diatur dengan pengacara," timpalnya.

WL sendiri ketika dikonfirmasi menampik dugaan tindak penyerobotan lahan pekuburan disangkakan pengurus MATA. Ia mengaku, sejak membeli lahan yang terletak dibelakang kantor Walikota Manado, tidak memiliki pembatas.

Akan hal itu WL berinisiatif membangun talud. Ia pun mengklaim talud dan pagar yang akan dibangun telah sesuai dengan denah yang ada di sertifikat tanah. "Tidak ada yang ditambah-tambahkan disini. Ini hanya miss komunikasi. Belakang tanah itu yang tanah negara dan lahan pekuburan atau tanah adat. Itu tidak disentuh," tepisnya.

"Tanah itu saya beli dari Thelma andries. Sekarang saya mau pagar sesuai luasan di sertifikat. Tidak ada tanah mereka yang diambil. Cuma mereka tidak mengerti," sambungnya lagi.

Ia juga mengaku selalu berkeinginan untuk menjalin komunikasi dengan keluarga yang mengklaim lahan pekuburan adat itu. "Sudah selesai. besok (hari ini) kita akan turun di lokasi. Kita akan bicarakan bersama. Kita tidak mau berpolemik dengan masyarakat. Jangan bikin ribut lagi," kuncinya. (sonny dinar)


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting