STRATEGI SILANG PDIP SULUT

Misi Sapu Bersih Pilkada 2020


Manado, MS

Hasrat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk menguasai seluruh persada Nyiur Melambai membuncah. Arena tarung pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tahun 2020, disasar. Strategi dan taktik mulai disiapkan partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.

‘Deklarasi’ sapu bersih PDIP dinilai hal yang wajar. Itu karena kekuatan PDIP di Sulawesi Utara (Sulut), dominan di semua daerah. Termasuk kabupaten dan kota yang akan menggelar pilkada di tahun 2020. Titik ‘merah’ PDIP hanya berada di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel), Kota Tomohon dan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim). Merujuk perolehan suara di pemilihan umum (pemilu) 2019, partai berlambang banteng moncong putih itu berada di posisi kedua setelah Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Amanat Nasional (PAN) di Boltim.

Situasi politik ini membuat daya gedor PDIP harus ditambah. Makanya, figur politisi ulung dan merakyat, disiapkan untuk ‘turun gunung’. Bahkan, untuk merebut kendali di wilayah target, PDIP mulai merancang strategi dan taktik pemenangan. Desain ‘strategi silang’ ikut tercium.

Misalnya di Pilkada Minsel. Informasi yang dirangkum media ini, PDIP bakal menurunkan politisi tenar berjulukan ‘gladiator’, James Sumendap (JS). Selain populis di wilayah dengan julukan Teguh Bersinar, JS adalah salah satu petarung PDIP yang terkenal di pentas pesta demokrasi baik itu pilkada maupun  pileg. Sebagai Bupati Minahasa Tenggara (Mitra) saat ini, JS juga diketahui merupakan ‘arsitek’ strategi PDIP. Sisi lainnya, dia memiliki keluarga besar di wilayah Tompaso Baru. Itu dinilai menjadi modal penting JS untuk berlaga di wilayah tetangga yang saat ini ‘milik’ Golkar.

Selanjutnya, Pilkada Manado. Kota Tinutuan dianggap sebagai zona eksklusif yang menjadi target operasi PDIP Sulut. Selain berada di beranda Nyiur Melambai, Manado disebut-sebut sebagai ‘wajah’ Sulut. Makanya, amunisi dan kekuatan besar disiapkan Ketua DPD I PDIP Sulut Olly Dondokambey, guna menguasai epicentrum jazirah utara Pulau Selebes. Informasi yang diperoleh, PDIP kian ‘ngotot’ mendorong Bupati Minahasa Roy Oktavian Roring (ROR) untuk bertarung di Pilkada Manado. Padahal, ROR baru saja dipercayakan masyarakat Minahasa untuk memimpin Tanah Melesung.

Mengapa ROR, karena dia merupakan sosok populis di Kota Manado. Mantan Ketua Pria Kaum Bapa (P/KB) Sinode GMIM ini, pernah berkarya sebagai pelaksana tugas (Plt) Walikota Manado.

Sinyal strategi silang yang disebut-sebut bakal dimainkan kubu PDIP di ring tarung Pilkada 2020, kian mengencang. Itu karena target sapu bersih yang ditargetkan partai. Dengan demikian, seluruh kekuatan termasuk menerjunkan kader-kader terbaiknya dilakukan.

Hal tersebut tak ditampik elit PDIP Sulut. "Tentunya semua kader-kader terbaik PDIP akan diperhitungkan untuk bertarung di daerah-daerah pilkada 2020. Karena target kita di pilkada nanti sapu bersih," beber Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Sulut, Lucky Senduk, dalam wawancara, Minggu (19/5) malam.

Senduk tak mengelak jika kader terbaik yang dimaksud termasuk kepala daerah dan wakil kepala daerah aktif atau sementara bertugas di pemerintahan. "Yang penting siap untuk bersaing, track recordnya bagus, kemudian kita lihat kemampuannya. Tapi, saat ini PDIP punya formasi terbaik untuk memperbaiki daerah-daerah di Sulut yang kita kejar target," ucapnya.

Khusus untuk Pilkada Manado, kata Senduk, PDIP akan mati-matian merebut tampuk kepemimpinan yang selang dua periode ini dikuasai Partai Demokrat (PD) dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Senduk juga tak membantah jika ROR jadi salah satu kandidat yang berpeluang untuk diusung di Kota Tinutuan. "Beliau itu salah satu kader terbaik PDIP, meski sebagai Bupati Minahasa tapi ketokohannya di Manado juga sangat terkenal. Di kalangan birokrat, ROR pernah jadi pelaksana tugas walikota Manado selama beberapa bulan. Selain itu, beliau juga merupakan tokoh agama dan saat ini melayani sebagai penatua di GMIM Bukit Moria Rike," tuturnya.

Namun, untuk diusung sebagai calon, dia menyebut, PDIP tetap mengacu pada aturan dan mekanisme yang berlaku. "Pastinya ada beberapa kader dan kita akan uji elektabilitasnya masing-masing. Misalnya, ROR dan Andrey Angouw siapa yang lebih tinggi elektabilitasnya. Ada juga Richard Sualang dan James Sumendap. Intinya ada banyak kader yang siap bertarung di Kota Manado," tandasnya.

Hal yang sama berlaku di daerah penyelenggara pilkada lainnya, termasuk di Kabupaten Minsel. Saat disentil soal peluang James Sumendap di Pilkada Minsel, Senduk kembali menjawab diplomatis.

"Seperti yang saya katakan, semua berpeluang, di Minsel juga pasti dilakukan survei elektabilitas kader yang mau maju di sana. Misalnya Frangky Wongkar yang saat ini memang banyak disukai masyarakat, tapi pun kalau survei nanti Sumendap lebih tinggi maka akan dipertimbangkan. Intinya tetap mengikuti mekanisme partai yang berlaku," papar Senduk.

Hal berbeda disampaikan politisi muda PDIP Sulut, Rocky Wowor. Ia mengaku dirinya baru mendengar soal strategi silang itu. Ia pula menampik, bila ada kabar James Sumendap yang akan maju di Minsel. Rocky membuka lebar untuk Frangky Wongkar mencalonkan diri di sana.

"Kita berikan kesempatan kepada struktur partai pak Frangky Wongkar. Dia sekretaris kemudian dia juga orang sana," tuturnya.

"Pastinya semua ada mekanisme di partai. Itu berproses di DPC. Dan mereka (DPC Minsel, red) masih mempercayakan Pak Frangky Wongkar," imbuhnya.

Demikian juga dikatakan politisi PDIP, Fanny Legoh. Anggota DPRD Sulut ini mengaku, internal PDIP akan menyiapkan strategi kemenangan di 6 daerah pelaksanaan pilkada 2020. Hanya saja, itu nanti dibicarakan berikutnya. "Saya juga baru dengar (strategi silang, red). Kalau strategi tentu ada, tapi itu cuma khusus di internal PDIP nanti dibicarakan berikut. Pastinya, kami bisa menyapu bersih karena ada dasar. Kalau sekarang belum ada bisa menyaingi ODSK. Politiknya sangat nyata. Infrastruktur maju, pariwisita, ekonomi di atas rata-rata nasional. Bukan sesuatu yang muluk-muluk," pungkasnya.

PENGAMAT: ITU HAL YANG WAJAR

Mencuatnya ‘strategi silang’ PDIP guna meraup kemenangan di sejumlah pilkada di Sulut, dinilai wajar. Itu menjadi terobosan partai guna mencapai target yang ditetapkan.

Demikian dikatakan Pengamat Politik Dr Goinpeace Tumbel, Minggu (19/5). Menurut Tumbel, setiap parpol pastinya punya targetnya masing-masing. Berbagai strategi akan dilakukan sebagai upaya untuk mewujudkan kemenangan sebagaimana yang ditargetkan.

"Sebab setiap parpol memiliki kepentingan yang sama untuk memaksimalkan perjuangan mereka dalam merebut kekuasaan pada setiap momen politik. Sah-sah saja kalau PDIP melakukan ‘rotasi’ untuk kepentingan politik mereka melalui penugasan kader di setiap momen pilkada yang ada, terutama untuk pilkada di Kota Manado dan Kabupaten Minsel," tanggap Tumbel.

Kata dia, manuver ‘menjual’ nama-nama populer di panggung politik jelang pilkada dinilai sebagai salah satu upaya untuk mendongkrak elektabilitas partai. "Selain dari kalangan birokrat seperti ROR, JS dan figur lainnya, tentu kader-kader yang berhasil meraih suara signifikan di pileg juga akan didorong. Saya kira manuver seperti itu biasa dilakukan untuk menaikkan pamor partai. Bukan cuma PDIP, parpol lain pasti akan melakukannya. Apalagi efek pileg masih melekat dengan iven pilkada tahun 2020 mendatang," papar Tumbel.

Menurutnya, apa yang telah diproyeksikan bersifat ‘keharusan’ bagi setiap parpol dalam merebut kemenangan pada sebuah kontestasi politik seperti pilkada. Namun, semua itu harus melalui kajian yang matang.

"Jadi begini, peluang dan kesempatan itu adalah dua hal yang harus dikaji secara matang. Artinya, kajian sejalan dengan tantangan dan hambatan. Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan karena memiliki ‘magnet’ yang bersifat menentukan kesuksesan dan keberhasilan untuk meraih kemenangan di pilkada," kunci akademisi Universitas Negeri Manado (Unima) itu.

MENANG PILEG, PDIP KANS TERAPKAN KOALISI TANPA SYARAT

Prestasi yang direngku PDIP di ajang Pileg 2019, memicu kepercayaan diri yang tinggi para elit partai berlambang banteng moncong putih. Nada optimis meletup. Keberhasilan pileg diyakini akan berlanjut di pilkada mendatang.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Sulut, Lucky Senduk menyebut, soliditas adalah kunci utama kemenangan PDIP diberbagai iven pemilu. "Yang memenangkan pilkada itu kuncinya soliditas, dan sejauh ini PDIP merupakan partai yang solid. Itu menjadi modal besar bagi kami untuk merebut kemenangan di pilkada 2020," katanya dengan nada optimis.

Soal koalisi, partai yang sukses memenangkan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulut tahun 2015 silam ini tetap terbuka untuk parpol lain. Namun, untuk daerah dimana PDIP memenuhi syarat mengusung calon, koalisi tanpa syarat kans diterapkan. Senduk mencontohkan untuk Pilkada di Kota Bitung. "Untuk calon pasti akan kita usung sendiri, kan di Bitung menang (pileg, red), jadi bisa usung sendiri," paparnya.

Bagi parpol lain yang ingin bergabung, aturan ketat akan diberlakukan. "Kalau ada yang mau gabung kita welcome, selama itu tidak mengganggu kandidat yang sudah ditetapkan PDIP. Artinya tanpa ada bargaining, kalau parpol lain mau, ya kita koalisi tanpa syarat seperti yang diterapkan di pilpres," tegas Senduk.

Sementara soal pasangan calon yang akan diusung, menurut Senduk, PDIP memiliki mekanisme soal itu. Mulai dari tahap penjaringan, penyaringan, fit and propher test, hingga penetapan. "PDIP punya mekanisme, pertama kita jaring kemudian disaring. Tentu kita juga lihat survei dulu baru hasilnya direkomendasikan ke DPP. Jadi bukan ranah kami, wewenangnya ada di DPP yang akan menerbitkan SK pencalonan nanti," paparnya.

"Intinya siapapun calon yang akan diusung PDIP nanti, kita yakini itu sebagai calon yang akan membawa kemenangan. Kita optimis target sapu bersih pilkada 2020 di semua daerah akan terwujud," pungkasnya.

Terpisah, Pengamat Politik Dr Ferry Daud Liando melihat panggung Pilkada 2020 sangat menguntungkan PDIP. Itu menyusul koleksi kursi legislatif yang berhasil diraih Moncong Putih di semua daerah di Sulut.

Bahkan, dia memproyeksikan arena pertarungan pilkada nanti berpotensi terjadi beberapa calon tunggal yang berhadapan dengan kotak kosong.

"Kalau mengacu pada hasil sementara, PDIP sepertinya mendominasi perolehan kursi. Jika mengacu pada Undang Undang 10 tahun 2017 tentang Pilkada, baru PDIP yang dianggap akan mendominasi mencalonkan kader sendiri," papar Liando.

Dijelaskannya, UU Pilkada menyebutkan parpol yang bisa mengusung calon kepala daerah adalah parpol yang memiliki minimal 20 persen kursi dari keseluruhan total jumlah kursi di DPRD atau setara dengan 25 persen suara hasil pemilu. "Saya melihat syarat ini membuka peluang bagi PDIP untuk tampil sendiri. Namun, jika PDIP masih harus membuka peluang berkoaliasi dengan parpol lain, maka potensi yang bisa terjadi adalah munculnya pencalonan tunggal," ujarnya.

Dia mencontohkan Pilkada di Minsel dan Tomohon. Jika PDIP berkoalisi dengan Golkar, maka partai-partai lain dinilai akan sulit mengusung calon karena semua kursi akan diborong oleh koalisi keduanya. "Begitu juga di Manado, Bitung dan Minut, jika PDIP berkoalisi dengan Nasdem maka bisa memunculkan calon tunggal. Hal serupa bisa juga terjadi di Boltim. Jika PDIP bersekutu dengan PAN, maka berpotensi akan muncul pula calon tunggal," beber Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) itu.

SAPU BERSIH PILKADA 2020

Misi sapu bersih pilkada tahun 2020 diumbar PDIP Sulut. Jawara di sekira 11 kabupaten dan kota, jadi modal. Bonus kemenangan yakni kursi pimpinan DPRD diperoleh.

"Kemudian kita juga di kursi provinsi dapat 18 kursi. Bukti seperti di Bolmong sendiri kita lebih unggul suara dari Nasdem untuk suara provinsi. Padahal, Nasdem memiliki kepala daerah pimpinan daerah sebagai eksekutif untuk menggerakkan di bawah pasti bisa kan. Tapi, kami mampu mendapat suara yang signifikan di sana dari mereka untuk perolehan suara. Itu menjadi modal kami untuk optimisi sapu rata di pilkada 2020. Tandanya masyarakat masih sangat percaya kepada PDIP," jelas Rocky Wowor, politisi PDIP Sulut.

Ditambahkan Fanny Legoh, PDIP memang punya target untuk memenangkan 6 daerah pelaksana Pilkada 2020. Hasrat ini dinilai bukanlah isapan jempol melainkan memiliki dasar. "Memang berdasarkan hasil politik di Sulut dari 15 kabupaten kota, PDIP menang di 11 kabupaten kota, ini membuktikan rakyat percaya kepada PDIP. Gagasan dan ide rencana menyapu bersih ada argumentasinya dan ada dasar, memang benar apa yang disampaikan wakil gubernur pak Steven Kandouw," ujar Sekretaris Komisi IV DPRD Sulut ini, kemarin.

Selain itu, menurutnya, kemenangan PDIP sebagai bukti bahwa keberhasilan pemerintahan Olly Dondokambey-Steven Kandouw (OD-SK). Masyarakat telah menilai sangat positif terhadap peekembangan daerah. "Apa yang dilakukan OD-SK sangat konkrit. Itu terbukti melalui pemilu. Yang kedua pemilihan presiden jadi juga indikasi kepercayaan masyarakat. Saya sudah sampaikan pada September lalu, kemenangan di Sulut bisa capai 90 persen," ungkap Legoh.

"Ini membuktikan juga sinergi antara pemerintah pusat dan daerah Sulut sangat kuat. Anggaran yang masuk sekian trilliun dari APBN guna mendukung pembangunan dari APBD. Ini sangat jelas," sambungnya.

Bagi dia, PDIP berhasil unggul justru di tempat yang bukan mereka sebagai penguasa. Di beberapa daerah itu PDIP memiliki pimpinan dewan bahkan menduduki posisi ketua. "Seperti di Manado, Bitung, Bolmong, Talaud dan lainnya kita unggul. Ini berarti masyarakat percaya kepada PDIP karena itu refleksi apa yang terjadi sekarang," tukasnya.

OLLY: MANADO TORANG AKAN REBUT

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I PDIP Sulut Olly Dondokambey, masih bungkam terkait kandidat yang akan diusung di Pilkada Manado. Namun, target ‘merebut’ tahta Kota Tinutuan, sudah dipasang.

"PDIP punya mekanisme. Ngoni kan lihat kita punya jawaban tidak pernah meleset. Kalau urusan partai tidak pernah meleset. Jadi tenang aja. Yang jelas Manado torang akan rebut," tandas Olly kepada awak media, akhir pekan lalu.

Sebelumnya, kader senior PDIP Sulut, Janes Parengkuan menyebut ROR berpeluang besar untuk meramaikan arena Pilwako Manado tahun 2020 mendatang. Selain ROR, Parengkuan juga mengatakan 2 nama, yakni James Sumendap dan Andrei Angouw. Ketiga figur ini diketahui kader internal. “Mereka bertiga itu kandidat kuat calon PDIP. Dari segi figur tidak diragukan karena selain populer mereka memiliki elektabilitas tinggi,” terang Parengkuan kepada awak media, di Kantor Gubernur, Selasa (14/5).

Sementara, untuk calon Wakil Walikota (Wawali), Parengkuan membeber beberapa figur muslim. Di antaranya, Machmud Turuis, Abid Takalamingan dan Djafar Alkatiri. “Papan dua untuk Manado bagusnya dari muslim sebagai kompensasi cagub-cawagub PDIP masih akan mengusung OD-SK,” tandas Wakil Ketua DPD PDIP Sulut Bidang Pengkaderan.

Meski demikian, menurut Parengkuan, PDIP tetap membuka peluang koalisi dengan Godbless Sofcar Vicky Lumentut (GSVL) sebagai petahana Walikota Manado. “Bisa saja papan dua calon kami adalah Ivan Lumentut, putra dari bapak Vicky Lumentut. Artinya, di politik itu semua kemungkinan masih bisa terjadi,” pungkas mantan anggota DPRD Sulut dan pimpinan DPRD Minahasa.

Diketahui, James Sumendap merupakan Bupati Mitra saat ini. Sementara, Andrei Angouw menempati posisi strategis sebagai Ketua DPRD Sulut. Begitu juga dengan ROR. Mantan pelaksana tugas (Plt) Walikota Manado ini, belum setahun menjabat sebagai Bupati Minahasa hasil Pilkada serentak 27 Juni 2018.(tim ms)


Komentar

Populer Hari ini


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting