Pilwako Manado ‘Istimewa’, Pasangan Figur Kans Jadi Penentu


Manado, MS

Perburuan ‘mapatu’ Kota Manado kian sengit. Strategi dan taktik mulai dirancang jelang kontestasi pemilihan walikota (pilwako) tahun 2020. Dari sederet figur yang mencuat sementara dalam bursa calon kepala daerah (cakada), dipastikan pesta demokrasi Kota Tinutuan akan diwarnai ‘perang bintang’.

Misalnya, potensi hadirnya kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Roy Oktavian Roring (ROR). Bupati Minahasa ini semakin kuat didorong untuk maju di Pilwako Manado. Selain ROR, ada juga politisi senior Andrei Angouw. Berada di ‘basis’ sendiri, Angouw pun dinilai paling layak untuk ditugaskan partai bertarung di pilwako.

Selanjutnya, politisi senior Partai Golkar Jimmy Rimba Rogi. Belakangan, nama mantan Walikota Manado itu, disebut-sebut masuk dalam bursa cakada Golkar untuk Kota Multidimensi. Meski begitu, Golkar masih harus berjuang untuk mengamankan posisinya sehingga bisa mengusung cakada.

Sinyal terang membubung dari Partai Demokrat (PD). Aroma mendukung Mor Dominus Bastiaan (Mor) di ajang pilwako tahun depan, semakin tercium. Sosok Wakil Walikota (Wawali) Manado saat ini, dianggap paling tepat melanjutkan kirprahnya di Pemerintah Kota (Pemkot) Manado.

Berbeda dengan Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Meski sudah memastikan satu tiket untuk mengusung cakada, namun belum ada kandidat yang santer dibunyikan. Kubu partai besutan Surya Paloh ini, terkesan masih ‘tutup mulut’.

Wakil Ketua DPD PDIP Sulut, Steven Kandouw mengatakan, Pilwako Manado masih tahun depan dan membutuhkan proses. “Tahapan KPU sudah akan membahas anggaran mulai September, tahapan pemutakhiran data dan lain-lain, paling penetapan Maret 2019. September pemilihannya. Tunggu jo bulan Maret noh. AA (Andrei Angouw, red) bisa saja suara  paling banyak 32.000,” jelasnya.

Terpisah, Wakil Ketua DPD I Golkar, Raski Mokodompit menuturkan, khusus Pilkada Manado, pihaknya akan melihat seperti apa dan siapa figur nanti. “Tapi yang pasti kalau bicara pilkada kabupaten kota serahkan semua ke kabupaten kota. Terutama survei itu yang menjadi tolak ukur sekalipun prioritas utama adalah internal partai golkar. Imba (Jimmy Rimba Rogi) masuk (dalam bursa calon, red),” tuturnya.

Sementara itu, Bendahara DPW Partai Nasdem Sulut, Felly Runtuwene mengaku, Nasdem masih akan melihat. “Dari 7 pilkada yang ada, ditunggu saja. Kan yang bisa mengusung baru 2 PDIP dan Nasdem, secara utuh. Semua ini masih menunggu, saya akan buka pendaftaran siapa tahu yang tidak terbayang di otak tiba-tiba muncul. Dan begitu poling di masyarakat dia yang terbaik. Nanti setelah ada perekrutan, adakan poling baru survei secara keseluruhan, kalau sudah lewati tahapan baru kita bicara,” jelasnya.

Pakar politik Nyiur Melambai, Dr Feri Liando mengakui, memang terlalu cepat memprediksi peta kekuatan Pilkada 2020 di Negeri Wenang. Satu-satunya rujukan yang bisa dibaca pada hasil pemilu 2019 adalah parpol-parpol mana yang bisa mengusung calon walikota dan wawali. “UU Nomor 10 tahun 2016 tentang Pilkada menyebutkan syarat parpol yang bisa mengusung adalah parpol yang memperoleh 20 persen kursi dari jumlah total DPRD atau 25 persen suara hasil pemilu. Jika angka itu tak terpenuhi maka suatu parpol dapat bergabung dengan parpol lain untuk mencukupi syarat itu,” jelasnya, Selasa (21/5), saat dihubungi.

Disampaikannya, membaca kekuatan masing-masing parpol masih amat sulit untuk berspekulasi. Alasannya, parpol yang memiliki suara dan kursi terbanyak hasil pemilu, tidak bisa seolah-olah dideklarasikan sebagai pemenang pemilihan kepala daerah (Pilkada) nantinya. “Cara membaca kekuatan masing-masing parpol di Pilkada adalah siapa figur yang diusung sebagai calon, calon siapa berpasangan dengan siapa,” nilainya.

Bagi Liando, Manado itu berbeda dengan daerah lain. Latar belakang etnik, suku dan agama sangat variatif. Makanya, sangat berbahaya jika satu parpol tidak membangun pasangan calon walikota  dengan wakil walikota hanya dalam satu variatif. “Kemungkinan pasangan calon yang bisa mendominasi jika terjadi perkawinan dua variatif. Misalnya Minahasa-Nusa utara, atau Minahasa-Bolmong, atau Kristen-muslim, atau Protestan-Katolik-Pantekosta atau penggabungan variasi lain,” jelas akademisi Unsrat Manado ini. 

Masih Liando, pasangan Olly Dondokambey dan Steven Kandouw itu, walaupun masih dalam satu parpol namun keduanya merupakan kombinasi Tonsea, Tondano dan Tountemboan. Sama halnya dengan Vicky Lumentut dan Mor Bastiaan. “Yang merupakan kombinasi GMIM dan GPdI. Sehingga membaca peta kekuatan parpol akan mudah terbaca ketika pasangan calon walikota dan walikota sudah ditetapkan KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah),” tuturnya seraya menegaskan, semua kekuatan itu terdapat pada pasangan figur yang diusung.(arfin tompodung)


Komentar

Populer Hari ini



Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting