Karang Taruna Tomohon Gagas 5 Rekomendasi Antisipasi Bencana Alam


Tomohon, MS

Peristiwa bencana alam menyisahkan dampak buruk bagi kehidupan manusia. Meminimalisir itu, seluruh elemen masyarakat mesti mempunyai tanggung jawab. Pemuda justru memiliki perang penting. Hal ini ditegaskan Ketua Karang Taruna Kota Tomohon, Beldie A. Tombeg S.T, M.Ars kepada Media Sulut usai kegiatan Pembekalan Antisipasi Bahaya Bencana Gunung Api Lokon di Wise Hotel Kamasi, Jumat (24/5).

Dirinya menuturkan, kegiatan yang digagasnya itu menghasilkan 5 rekomendasi. Pertama, merencanakan sistem peringatan dini. Kedua, membuat peta ancaman. Ketiga, membuat rencana siaga. Keempat, membuat rencana pengungsian atau evakuasi. Kelima, melakukan simulasi bencana. Sederet rekomendasi ini dipandang Tombeg perlu dilaksanakan semua pihak. Karang Taruna sebagai wadahnya, pemuda pun jadi ujung tombak.

"Secara usia, bencana memang jadi persoalan semua umur, tapi pemuda mempunyai peran startegis. Pemuda itu kan generasi yang aktif, atraktif, dan banyak ide. Pemuda harus jadi corong pemahaman kepada masyarakat soal bagaimana kesiapsiagaan dalam mengantisipasi bencana," lugas Tombeg.

Lewat kegiatan yang dihadiri sekitar 50 peserta ini, Tombeg berharap, pemuda semakin memahami tentang pentingnya mitigasi bencana. Pun berbagai pelatihan, bimbingan teknis dan sosialisasi yang diberikan bisa dipahami pemuda dengan benar.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tomohon, Drs Robby Kalangi berujar, mitigasi perlu digiatkan. Pemerintah Kota Tomohon melalui BPBD pun rutin melakukan sosialisasi dan pelatihan relawan. Selain itu, ada sejumlah simulasi Gunung Api Lokon yang melibatkan masyarakat di radius 3 Kilometer.

"Kami mengapresiasi Karang Taruna Tomohon yang sudah mengambil langkah konkret untuk mendukung program Pemkot. Utamanya dalam upaya pengurangan resiko bencana. Melalui kegiatan ini, Karang Taruna sudah mengambil peran," sebut Kalangi usai memberi materi.

Narasumber lainnya, Akademisi Universitas Negeri Manado, dr Vera Tombokan MKes menekankan, perlu adanya kesadaran publik. Tentunya terhadap bagaimana mengurangi resiko bencana. "Kiranya apa yang dihasilkan dalam kegiatan ini boleh dipetik masyarakat demi keamanan dan keselamatan ketika bencana alam terjadi," kunci Tombokan berharap. (hendra mokorowu)


Komentar

Populer Hari ini



Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting