DBD dan Rabies Teror Bitung


Bitung, MS

Hawa risau membekap warga Kota Cakalang. Teror demam berdarah dengue (DBD) dan rabies kian menggila. Langkah serius pun dipacu Pemerintah Kota Bitung.

 

Data mengungkapkan, kasus DBD dan penyakit gigitan hewan atau rabies kian meningkat di beberapa wilayah Kota Bitung. Walikota Bitung, Maximiliaan J. Lomban mengatakan, peningkatan kesehatan bagi masyarakat adalah salah satu program prioritas Pemerintah Kota Bitung selain pendidikan dan pembangunan infrastruktur.

 

Karena itu berbagai upaya terus dilakukan lewat dinas terkait guna memaksimalkan pelayanan kesehatan yang merata kepada seluruh masyarakat Kota Bitung yang ada di 8 Kecamatan.

 

Namun, Lomban mengakui, semua program ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa ada dukungan dan kerja sama dari seluruh elemen masyarakat Kota Bitung. "Semua pihak harus membangun kerja sama dalam menangani permasalahan ini, baik pemerintah maupun masyarakat," kata Lomban.

 

Terkait meningkatnya penyakit DBD, Lomban mengungkapkan soal kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan. Padahal pemerintah melalui aparat kelurahan terus mensosialisasikan pentingnya menjaga lingkungan agar tetap bersih.

 

"Menjaga kebersihan tidak hanya satu atau dua rumah saja, melainkan kebersihan satu lingkungan secara bersama-sama," jelasnya.

 

Hal tersebut dikarenakan nyamuk aedes aegypti mampu terbang sejauh 20 meter. Jadi jika hanya satu atau dua rumah yang bersih, tidak menjamin penghuninya tidak terkena dampak penyakit ini.

 

Sementara, untuk meminimalisir penularan rabies, Lomban menjelaskan perlu adanya penanganan terhadap hewan-hewan tersebut. Dinas Kesehatan Kota Bitung telah mengupayakan penanganan lewat suntikan anti rabies kepada masyarakat yang digigit hewan.

 

Data kasus DBD dan rabies dari Dinas Kesehatan Kota Bitung menyebutkan, tahun 2017 untuk DBD, berjumlah 117 kasus. 2018, 197 kasus. 2019, Januari 58 kasus, Februari 46 kasus, Maret 13 kasus, April 9 kasus, Mei 5 kasus, Juni 7 kasus dan korban meninggal anak-anak berjumlah 5 orang.

 

Untuk data gigitan hewan penular rabies, tahun 2017 terdapat 390 kasus. 2018, 520 kasus. Tahun 2019, Januari 44 kasus, Februari 58 kasus, Maret 39 kasus, April 46 kasus, Mei 58 kasus. Kasus rabies, sampai saat ini tidak ada data kematian. (joy watania)


Komentar

Populer Hari ini



Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting