Hewan Rabies Teror Boltim

Satu Semester Terjadi Puluhan Kasus


Laporan: Pasra Mamonto

Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) teror wilayah Bolaang Mongondow Timur (Boltim). Data menguak, selang Januari hingga Juli 2019, terjadi 43 kasus. Aturan pelihara anjing pun didorong instansi terkait.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) dan Wabah, Dinas Kesehatan (Dinkes) Boltim, Sammy Rarung mengatakan, dari 43 kasus GHPR yang ditangani seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Boltim, 15 korban di antaranya telah mendapat Vaksin Anti Rabies (VAR).

“Dari Januari sampai saat ini, jumlah GHPR yang ditangani seluruh Puskesmas berjumlah 43 kasus dan dapat VAR ada 15 korban dari semua kasus,” kata Sammy.

Dijelaskan, tiga kecamatan mendominasi kasus GHPR di Boltim. Paling banyak menangani pasien adalah Puskesmas Mooat, Tutuyan dan Puskesmas Modayag.

“Ada tiga jenis hewan yang masuk GHPR yakni, anjing, kucing dan kera. Namun, sepanjang kasus GHPR di Boltim, umumnya gigitan hewan anjing. Dinkes akan berupaya untuk menekan angka GHPR di Boltim, dengan menerapkan aturan pemilik hewan membayar VAR jika hewan peliharaan mengigit warga,” ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Dinkes Boltim, Eko Marsidi menegaskan, pemilik hewan anjing harus bertanggungjawab jika hewan peliharaan menggigit warga. “Jika ada anjing peliharaan mengigit warga, pemilik harus membayar biaya VAR Rp1,5 juta per orang. Ini tujuannya agar pemilik hewan anjing bertanggungjawab dengan peliharaannya. Uang itu adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik hewan untuk membeli VAR buat satu orang. Jadi kalau anjing gigit empat orang, maka pemiliknya harus siapkan dana 6 juta rupiah untuk membeli VAR,” terang Eko.

Menurutnya, menekan kasus GHPR harus didukung oleh seluruh masyarakat. “Harusnya hewan anjing diikat atau dikandang agar aman bagi pemilik maupun warga di lingkungan. Sehingga kami harapkan adanya Peraturan Desa tentang pelihara anjing di masing-masing desa di Boltim,” tukasnya. (*)


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting