Tokoh Adat dan Budaya Tonsea Gagas Diskusi Publik


Airmadidi, MS

Seiring dengan perkembangan teknologi yang sudah sangat pesat masuk kedalam sendi-sendi kehidupan masyarakat saat ini, perlahan namun pasti budaya Tonsea mulai tergerus dimakan jaman.

Generasi milenial mulai melupakan budaya Tana’ Tonsea membuat beberapa

penggiat budaya Tonsea tergerak untuk mengadaka  seminar tentang "Memahami dan Menghidupi Budaya Tonsea" di Hotel Sutan Raja Kalawat Minahasa Utara, Rabu (7/8). 

Maximillian Pinontoan, William S Luntungan, Lidya Katuuk merupakan pengagas acara ini. Pinontoan mengatakan, tujuan pelaksanaan seminar ini murni untuk melestarikan budaya Tonsea agar bisa dimasukan dalam kurikulum di Sekolah se Minut. Hal ini  untuk terhindar dari kepunahan, tidak bisa dipungkiri saat ini hanya beberapa desa yang masih rutin menggunakan bahasa Tonsea dalam kehidupan sehari hari. “Dari 131 Desa/Kelurahan di Minut hanya sekitar 10an Desa yang masih rutin menggunakan bahasa Tonsea sebagai bahasa sehari-hari,” terangnya. 

Ide cemerlang ini mendapat apresiasi positif warga Minut, dua tokoh Muda Joune Ganda dan Carry Mumbunan yang saat ini lagi hangat dibicarakan, memberi apresiasi tinggi terhadap rencana ini. Keduanya berharap agar Pemerintah dapat memasukkan penerapan Bahasa Tonsea dalam kurikulum tahun depan agar budaya Bahasa Tonsea tidak menjadi tamu dirumahnya sendiri. “Pemkab dan Dekab serta tokoh-tokoh budaya di Minut dapat mendukung kegiatan ini agar budaya Tonsea tetap lestari dan dicintai oleh warga Tonsea. Tidak ada muatan politik dalam kegiatan ini, seminar ini adalah langkah awal dan kami akan melakukan kegiatan-kegiatan selanjutnya yang tentunya berkaitan dengan budaya Tonsea,” tegas Ganda ikut diiyakan Mumbunan. 

“Seminar budaya berbahasa Tonsea ini pertama dilakukan di Indonesia, dimana seminar akan dilaksanakan dengan teknik yang tidak biasanya dengan pembicara-pembicara yang menguasai bidangnya, semua itu bertujuan untuk lebih mengaktifkan,menggali dan mengembangkan bahasa dan budaya Tonsea itu sendiri supaya tetap lestari,” tambah tokoh pemuda Minut William Simon Luntungan.(risky adrian)


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting