Meriahnya Tradisi Mandi Safar di Pantai Jiko

Diwarnai Lomba Angkat Sampah di Dasar Laut


Laporan : SERVI MARADIA

 

Pesisir pantai Jiko yang berlokasi di Desa Sapa Timur Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) mendadak ramai didatangi pengunjung, Sabtu (5/10). Bukan untuk wisata, kedatangan ratusan warga dari berbagai daerah itu adalah untuk menunaikan ritual Mandi Safar. Ini adalah tradisi turun temurun yang rutin dilaksanakan tiap tahun. Mandi Safar dipercaya sebagai salah satu cara untuk menghindarkan segala macam bahaya dan musibah.

 

Ada yang menarik dari acara ritual Mandi Safar tahun ini. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, perayaan kali ini ikut diwarnai dengan lomba angkat sampah di dasar laut. Perlombaan ini digagas Komunitas Pencinta Lingkungan Hidup (KPLH) Sapa Raya.

"Lomba ini dirangkaikan dengan ritual Mandi Safar dengan tujuan memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak lagi membuang sampah di laut. Juga untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat atas lingkungan sekitar sehingga tidak lagi mencemari laut dengan sampah," tutur Wanly Todano, ketua KPLH Sapa Raya.

Imam Masjid Al-muhajiri Desa Sapa, Mus Hambali, mengatakan ritual Mandi sSfar hanya di gelar di bulan Safar, dan tak ada di bulan-bulan yang lain. Menurut dia ada dua tujuannya, pertama memohon kepada Allah SWT agar diberi kesehatan, umur yang panjang agar bisa beribadah kepadaNya, dan kedua menolak ‘Bala’.

"Kita tau bersama sejak di jamannya Nabi Nuh sudah ada yang namanya bencana dan musibah, seperti Tsunami. Maka tujuan dari bulan safar ini juga sebagaimana kita semua memohon kepada Allah agar dijauhkan dari bahaya serupa," ungkap Imam Hambali.

Acara ritual mandi safar ini diikuti ratusan masyarakat. Selain dari Desa Sapa Raya, ada juga masyarakat luar daerah seperti dari Kabupaten Bolaang Mongondow, Kota Manado dan daerah sekitar. Hadi Warga Kota Manado mengaku, dirinya datang ke Desa sapa hanya untuk mengikuti ritual Mandi Safar ini. "Saya bersama keluarga datang kesini tujuannya hanya ingin mengikuti langsung ritual mandi safar, ini acara yang sangat meriah," ujarnya.

Sementara Ronny Lengkey selaku Pejabat Hukum Tua Sapa Timur, mengatakan walaupun berbeda keyakinan agama dengan masyarakat yang dia pimpin, namun dia sangat kagum dengan acara yang digelar ini.

"Ini acara luar biasa, terlihat dari antusias masyarakat lewat kebersamaan antara satu dengan yang lain. sehingga memberikan pesan positif bahwa inilah seharusnya kita sebagai manusia yang harus menyesuaikan dengan alam semesta. terlebih acara ini sesuai apa yang saya tau bahwa tujuannya ialah tolak bala atau meminta kepada Tuhan yang maha esa agar masyarakat terjauhkan dari segala macam bahaya," kata Lengkey. (**


Komentar

Populer Hari ini




Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting