OD-SK HARGA MATI, NASDEM-GOLKAR TAK GENTAR


Manado, MS

Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sulawesi Utara (Sulut) sumringah. Olly Dondokambey (OD) dipastikan ‘merumput’ ke arena pemilihan gubernur (pilgub) karena belum ditugaskan dalam kabinet. Meski begitu, Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Partai Golongan Karya (Golkar) tak kecut. Jalan mempersiapkan ‘petarung’ hingga atur strategi kans ditempuh.

OD kini digadang dengan sejumlah figur untuk pasangan pilgubnya. Mulai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Sulut, Sehan Landjar hingga Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) Yasti Mokoagow. Namun isu itu dimentahkan para punggawa Banteng Sulut. Elit PDIP memastikan, masih akan memasangkan OD-SK dalam pilgub nanti.

“Sekarang ini, sudah ditetapkan bahwa OD dengan SK (Steven Kandouw), masih tetap. Isu-isu itu, tapi yang lebih formal OD-SK,” tegas Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Sulut, Arthur Kotambunan, saat dihubungi.

Sesuai dengan rapat DPD belum lama ini, pasangan OD-SK tidak berubah. Keduanya dinilai masih sangat solid. “Rapat DPD terkini pun masih ditetapkan seperti itu. Masih solid dengan OD-SK. Kecuali daerah-daerah yang lain (Pelaksana Pilkada di Sulut, red) masih belum pasti. Yang pasti-pasti itu OD-SK,” ujar Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulut ini.

Pengurus DPD PDIP Sulut lainnya, Lucky Senduk mengungkap hal serupa. Posisi pasangan Pilgub 2020 dari PDIP belum berubah. OD-SK masih akan diusung. “Yang pasti pak Olly tetap sebagai gubernur dan Steven Kandouw sebagai wakil gubernur. Sampai hari ini kita lihat banyak kemajuan di Sulut. Kalau banyak kemajuan kenapa harus cari yang lain,” jelasnya.  

Pembangunan di Sulut menurutnya cukup maju berkat tangan Olly Dondokambey. Ini membuat Sulut diperhitungkan. Makanya PDIP pula meminta supaya Olly tetap menjadi gubernur. “Tentunya kita tetap meminta pak Olly sendiri untuk menjadi gubernur Sulut. Demi kemajuan Sulut,” tuturnya.

Ia menegaskan, mekanisme jelang pilkada nanti, PDIP seperti biasa harus sesuai dengan arahan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan berdasarkan dengan petunjuk pelaksanaan atau peraturan partai di PDIP. Track record juga seseorang dalam membesarkan partai atau memenangkan momen pemilihan umum (pemilu) menjadi acuan untuk bisa diusung. “Kita lihat seperti kepemimpinan secara internal ketua DPC (Dewan Pimpinan Cabang) dan DPD (Dewan Pimpinan Daerah) yang berhasil menang, seperti di pileg (pemilihan legislatif) tetap dipertahankan maka begitu pula juga dengan ini (pilgub, red),” kunci Wakil Ketua DPD PDIP Sulut tersebut.

PAN ‘SUPPORT’ SEHAN DIGANDENG PDIP

Jalinan komunikasi politik antara PDIP dan PAN Sulut nyaring berbunyi di kalangan publik. Adegan kontak Ketua DPD PDIP Olly Dondokambey dan Ketua DPW PAN Sehan Landjar, dikabarkan sempat terjadi. Pengurus partai Matahari Terbit di bumi Nyiur Melambai pun ikut mendorong. 

Pertemuan kedua ketua partai di Sulut ini dibenarkan Sekretaris DPW PAN Sulut, Ayub Ali Albugis. Ia mengakui, ini biasa terjadi dalam membangun komunikasi politik. Dengan adanya pilkada maupun pilgub, partai-partai berlomba mengadakan komunikasi politik dengan partai-partai yang mempunyai kekuatan signifikan atau penguasa. “Termasuk PAN ini adalah salah satu partai yang proaktif untuk berkomunikasi dengan ketua DPW atau DPD-nya. Tidak salah kalau pak Sehan sebagai Ketua DPW mengadakan komunikasi (dengan PDIP, red) lebih awal daripada yang lainnya. Karena hal ini juga sama-sama membutuhkan. Win-win solution. Pasti ada multi effect komunikasi politik yang disampaikan oleh ketua DPW,” beber Ayub yang kini juga duduk sebagai Anggota Komisi III DPRD Sulut.

Ia berharap, PAN juga berkiprah dalam pilgub maupun pilkada kabupten kota lainnya di Sulut. Disampaikannya, mudah-mudahan komunikasi lebih awal itu ada sinyal bahwa  PAN juga akan diperhitungkan. “Karena tidak perlu disangsikan lagi dengan keberadaan Ketua DPW kami yang sudah dua kali memimpin sebagai bupati di Boltim (Bolaang Mongondow Timur) dan pengalaman-pengalaman yang lainnya,” pungkas wakil rakyat daerah pemilihan Kota Manado itu.

“Kalau umpama partai penguasa meminang (Sehan, red) lebih bagus. PAN terbuka berarti kita kan diperhitungkan,” sambungnya.

Dijelaskannya, bila kemudian partai-partai besar melirik, tentu telah melihat parameter calon-calon papan dua yang layak mendampingi gubernur. “Pasti partai besar minimal sudah ada di kantongnya masing-masing yang cocok dan layak. Pertama misalnya, keterwakilan wilayah, kabupaten, kemudian misalnya umat Islam diwakili oleh BMR (Bolaang Mongondow Raya). Mungkin pak gubernur berpikir yah demikian. Karena kita kan tidak tahu nanti lawannya siapa dengan siapa. Tapi pasti ada lawannya. Tidak mungkin tidak ada lawannya,” tutupnya.  

GOLKAR PERSIAPKAN TETTY, NASDEM YAKIN KUALITAS KADERNYA

Arena pilgub Sulut tetap mengorek gairah pelaku politik. Walau duet OD-SK menguat, tak menyurutkan hasrat partai politik (parpol) lain untuk bertarung. Di antaranya Partai Nasdem dan Golkar.    

Asa Beringin Sulut itu meletup. Ketua DPD I Partai Golkar Sulut, Christiany Eugenia Paruntu, tetap akan dipersiapkan untuk mengambil bagian dalam pilgub nanti. “Ibu Tetty (sapaan akrab Paruntu, red) akan dipersiapkan Golkar untuk calon gubernur. (Meski dihadapkan OD-SK, red) semua dikembalikan ke rakyat yang memilih. Pastinya Golkar tidak mungkin mencalonkan kader yang tidak populer. Tidak populis. Pastinya selain ibu Tetty kita juga melihat wagub (wakil gubernur) yang sesuai survei. Supaya bisa menambah elektabilitas pasangan dari Partai Golkar,” tegas Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Sulut, Raski Mokodompit, Kamis (31/10) kemarin.

Dirinya pun menyinggung soal lobi-lobi politik yang sedang dibangun Golkar. Utamanya menjelaskan terkait foto yang beredar tentang Ketua Golkar Sulut Tetty Paruntu berpose bersama dengan Bendahara DPW Nasdem Sulut, Felly Runtuwene. Aroma koalisi yang sempat tercium dari pertemuan kedua tokoh ini ikut ditanggapinya. “Dalam politik tidak ada yang tidak mungkin, kita pastinya  membuka untuk berkomunikasi dengan semua partai politik. Kalau terkait dengan ibu Felly Nasdem, yah hubungan selama ini kan Golkar dengan Nasdem baik-baik saja, tidak ada masalah. Jadi  kalau ada beredar foto seperti itu sah-sah saja. Secara pribadi, kan juga keduanya berasal dari Minsel (Minahasa Selatan). Kedua sama-sama pimpinan partai, jadi sah-sah saja dua srikandi politisi bertemu. Pastinya, Golkar mencoba membuka komunikasi dengan semua partai politik,” urainya.

Sekretaris DPW Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem Sulut, Faisal Pranoto menjelaskan, Nasdem punya jatah untuk usung sendiri dalam pilgub karena memiliki 9 kursi di DPRD Sulut. Diakui, di internal partainya banyak kader berkualitas. Nasdem punya semangat untuk bisa mengusung sendiri dengan melihat potensi yang ada, hanya saja masih perlu menunggu proses tahapan di internal partai. “Jadi 9 kursi itu, kepercayaan rakyat yang berikan kepada kita. Tanggung jawab kita memberikan terbaik bagi masyarakat. Secara kualitatif, figur-figur Nasdem sekarang ini di internal bagus-bagus. Karena kan belum kita survei. Secara kualitatif punya pengalaman. Tentu kita yakin dengan figur-figur kita, tapi soal lebih jauh seperti apa, tahapan kita belum mulai yakni pendaftaran dan survei, jadi belum tahu. Tapi kalau di internal banyak yang mampu bersaing secara kualitatif,” urai Pranoto.

Dijelaskannya, karena tahapan belum dimulai sehingga soal simulasi maju sendiri dan berkoalisi dengan partai lain belum mengkristal. Nanti bisa mengerucut saat survei dan proses lainnya. “Setelah ada hasil survei, setelah ada skenario-skenario dan sebagainya termasuk pilihan koalisi. Karena gambarannya masih sangat kualitatif, sementara harus ada gambaran yang lebih kuantitatif,” pungkasnya.

Terkait foto bersama Tetty Paruntu dan Felly Runtuwene yang beredar, dirinya ikut meluruskan. Pastinya menurut dia, Nasdem membangun komunikasi dengan semua partai. “Kalau soal itu, kita buka komunikasi ke semua. Terkait foto itu, kebetulan ketemu di agenda pelantikan DPR RI. Prinsipnya kita membangun komunikasi dengan semua partai. Juga ormas (organisasi masyarakat), kelompok masyarakat, terkait meminta masukan persoalan-persoalan di Sulut dan kabupaten kota di Sulut,” jelas Pranoto.

Rencananya setelah kongres baru Nasdem Sulut akan running agenda pilkada. Pihaknya akan membuka pendaftaran, survei, setelah itu dipanggil untuk didiskusikan. “Setelah didiskusikan kemudian diusulkan ke DPP. Jadi dari DPD kabupaten kota ke DPW. Dari DPW ke DPP. Kalau pilgub dari DPW ke DPP,” tuturnya.  

POSISI OD-SK MASIH KOKOH

Peta politik pilgub terkini dinilai masih menguat ke OD-SK. Selama belum ada kepastian soal lawan, posisi duo incumbent tersebut ‘teguh’. Apalagi PDIP dianggap paling siap untuk kondisi sekarang ini.

Pakar politik dan pemerintahan Sulut, Ferry Daud Liando menyampaikan, sekarang soal siapa-siapa calon masih kabur. Sepanjang belum ada kepastian soal figur-figur lain yang akan bertarung maka secara otomatis bakal calon yang dianggap terkuat adalah OD dan SK. “Namun bagaimana kekuatan keduanya akan terbaca ketika mereka sudah memiliki lawan. Dari keberadaan lawan inilah maka secara objektif kekuatan pak OD dan pak SK terukur,” tegas akademisi Universitas Sam Ratulangi Manado tersebut.  

Jadi sangat wajar jika selama ini sebagian besar masyarakat menilai, kedua figur ini masih bisa diharapkan. “Bila melihat keberadaan parpol-parpol di Sulut, memang sepertinya baru PDIP yang paling siap. Parpol yang lain masih amat Sulit menyeimbangi. Sebagian masih sedang berkonsolidasi akibat konflik internal. Sebagian masih menjajaki parpol-parpol lain untuk berkoalisi dan sebagian parpol lain masih memikirkan soal siapa calon yang hendak diusung,” urainya.

Ini baginya menjadi tantangan parpol-parpol lain menghadapi pilkada 2020 nanti. Meski begitu menurutnya, politik selalu berjalan dinamis. “Kekuatan yang tampak hari ini sangat memungkinkan berubah pada saat mendekati pencoblosan nanti,” tutupnya. (arfin tompodung)

 


Komentar

Populer Hari ini



Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting