PARIWISATA TANAH AIR TERPUKUL


Jakarta, MS

Bencana mendera sektor pariwisata Tanah Air. Wabah virus corona yang menerjang negeri Tirai Bambu, jadi biang masalah. Hal itu diprediksi akan berpengaruh terhadap kontribusi turis Cina yang beberapa tahun terakhir ini mendominasi kunjungan wisata di Indonesia.

‘Aroma’ itu kian tercium setelah pemerintah melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan melarang seluruh pendatang asal Cina daratan untuk memasuki Indonesia. Larangan tersebut diberlakukan seiring merebaknya wabah virus corona yang berasal dari Kota Wuhan.

Diketahui, larangan yang hanya bersifat sementara ini mulai berlaku pada Rabu (5/2) besok. Dengan demikian, semua pendatang yang tiba dari daratan Cina dan sudah berada di sana selama 14 hari, untuk sementara tidak diizinkan untuk masuk dan melakukan transit di Indonesia demi mencegah penyebaran virus corona.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto memprediksi virus corona yang mewabah di Cina akan memukul sektor pariwisata. Itu karena kontribusi turis Cina ke Indonesia itu mencapai sekitar 12 persen pada 2019. "Kalau kita lihat ada larangan kunjungan dari Pemerintah Cina untuk bepergian ke negara lain dan ada juga larangan dari Indonesia, pasti nanti akan berdampak. Kalau ada larangan, pasti berpengaruh," kata Suhariyanto di Jakarta, Senin (3/2).

Menurut Suhariyanto, data BPS pada 2019 menunjukkan, jumlah kedatangan turis Cina ke Indonesia mencapai 12 persen dari total kunjungan wisatawan mancanegara yang mencapai 16,11 juta kunjungan. Dengan demikian, artinya terdapat 2 juta kunjungan turis Cina ke Indonesia sepanjang tahun lalu. Angka ini pun sebenarnya sudah turun tipis dari 2,1 juta kunjungan pada 2018. "Jadi 12 persen itu kan se-perdelapannya dari 16,11 juta. Pasti akan berpengaruh," Suhariyanto memprediksi, seperti dikutip dari tempo.co.

Senada dikatakan mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu. Bagi dia, sektor pariwisata sudah terkena imbas dengan penghentian sementara rute penerbangan dari dan ke Wuhan. "Sepertinya ini sudah berdampak ke pariwisata. Mereka susah keluar dan negara yang menerima juga ketat, takut terkait penyebarannya. Mungkin yang akan kelihatan dampak ke pariwisata," ujarnya.

Terpisah, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto beranggapan, dampak buruk dari penyebaran virus corona di Cina bisa menjangkiti perekonomian Indonesia. Mulai dari sektor pariwisata hingga industri makanan dan minuman, serta industri yang membutuhkan bahan baku. "Kita melihat ada persoalan ketidakpastian baru yaitu corona virus. Itu datangnya begitu mendadak dan tadi dikatakan Cina juga langsung menghentikan kegiatannya, apalagi yang terkait di Wuhan. Kalau kita lihat top market di Cina sudah drop 9 persen" tutur Airlangga saat menghadiri acara Seminar Nasional dengan tema ‘Membangun Optimisme dan Peluang di Tengah Ketidakpastian’, di Wisma Antara, Jakarta, Senin (3/2).

Selain itu menurut pemaparan Airlangga permintaan minyak dari Cina juga sudah turun 20 persen sejak merebaknya virus corona. Angka itu terbilang cukup besar, mengingat Cina adalah pasar yang paling besar.

"Ini tentu kita akan lihat berapa besar dampaknya selain tourism, Jadi tourism sudah pasti akan kena. Singapura kemarin menyatakan sudah melarang orang yang ke Cina dalam 2 minggu terakhir. Siapapun yang ke Cina 2 minggu terakhir dilarang masuk ke Singapura," tambah Airlangga seperti dikutip dari detik.com.

Sektor pariwisata Indonesia diyakininya sudah pasti terkena dampak dari virus corona. Sebab turis dari Cina begitu besar untuk tujuan ke beberapa wilayah di Indonesia. "Seperti di Sulawesi Utara maupun di Kepulauan Riau. Sehingga tourism adalah yang pertama terpukul oleh virus corona," lugasnya.

Untuk diketahui, di era pemerintahan Jokowi, sektor pariwisata maksimal digenjot pemerintah. Pariwisata bahkan menjadi leading sector yang eksistensinya terus dipacu. Bak gayung bersambut, sejumlah rute penerbangan baru dari Indonesia ke Cina ikut dibuka. Dampaknya, kunjungan dan pergerakan wisatawan internasional di Indonesia terus melejit. Bahkan, turis Cina mendominasi jumlah kunjungan wisata di Indonesia, seperti di Sulawesi Utara (Sulut). BPS Provinsi Sulut mencatat secara kumulatif kunjungan wisman ke Sulut sebanyak 129.587 orang pada Januari 2019 hingga Desember 2019. Itu didominasi wisatawan dari Cina.

SETOP IMPOR PRODUK CINA

Selain pariwisata, salah satu sektor yang akan terdampak virus corona yakni perdagangan. Sejumlah upaya sudah dilakukan pemerintah untuk ‘membatasi’ pergerakan barang dari Negeri Panda.

Seperti dikatakan Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto. Dia memastikan akan segera menyetop impor makanan maupun bahan makanan asal Cina. Langkah ini diambil untuk mencegah meluasnya penyebaran virus corona atau 2019-nCoV yang berasal dari kota Wuhan, Cina. "Memang sesuai dengan kondisi yang tidak menentu mengenai virus, kami akan stop sementara untuk pasokan-pasokan makanan dan minuman dari negara yang terjangkit virus tersebut," ujar Agus, Senin (3/2).

Penghentian impor ini, kata Agus, sejalan dengan adanya imbauan penghentian kebijakan bebas visa untuk warga negara Cina. Agus mengatakan saat ini penduduk Indonesia tercatat sebanyak 260 juta jiwa, sehingga pemerintah harus mengantisipasi penyebaran virus tersebut. "Semua impor yang berkaitan dengan makanan dan minuman itu harus sementara disetop. Ya, bagi pengusaha harus terima, memang begitu kondisinya," kata Agus.

Meski begitu, Agus mengatakan penyetopan impor produk Cina tersebut tidak dilakukan secara permanen. Moratorium impor berlangsung hingga kondisi wabah virus tersebut mereda. Dengan demikian, Kemendag juga belum dapat memastikan sampai kapan penyetopan tersebut akan berlangsung.

Merujuk dari kejadian serupa virus corona, Agus mengatakan pada kasus SARS terjadi hingga sembilan bulan lamanya. "Mudah-mudahan lebih cepat dari yang dulu. Kita berdoa semua. Ini kan keadaan force majeur. Kita harus hadapi dengan bijak. Dan secara detail bagaimana kasus ini kita tangani," lugas Agus.

ANDALKAN KONSTRUKSI DAN PROPERTI

Pemerintah Indonesia ‘putar otak’. Pengumuman Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) yang menetapkan masa darurat global akibat penyebaran virus corona membuat kelimpungan.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, menilai situasi ini akan berdampak bagi pariwisata di Indonesia karena pemerintah sendiri telah menutup sementara akses penerbangan dari dan menuju Cina mulai Rabu, 5 Februari 2020.

"Jadi mungkin akan terus kita tingkatkan konstruksi," kata dia usai memberikan kuliah umum di UI Salemba, Jakarta, Senin (3/2).

Sri Mulyani berharap, setelah sektor pariwisata dihantam virus corona, selanjutnya konstruksi dan properti akan memberikan sokongan bagi sektor perekonomian Indonesia. Kedua industri itu diharapkan dapat menggantikan kontribusi pariwisata yang terganggu akibat turis Cina tak bisa lagi bertandang ke Indonesia.  "Kan kita sudah keluarkan cukup banyak policy untuk meningkatkan dan stimulate sektor-sektor  properti dan konstruksi. Kita harapkan akan ada hasilnya di 2020," ungkap dia.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa keseimbangan struktur ekonomi harus terus dijaga karena setiap sektor saling berhubungan. Seperti halnya manufaktur terhubungan dengan ekspor dan substitusi impor. Namun ia optimis walaupun adanya penyebaran virus corona di Cina, perdagangan dan pertanian dalam negeri akan tetap terjaga.

Selain sektor konstruksi, Sri Mulyani menyebut setidaknya masih ada tiga sektor yang mampu menstimulus pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah merebaknya virus corona. Sektor-sektor itulah yang harus segera ditingkatkan dan dijaga. "Pertanian, perikanan, pertambangan dalam hal ini adalah tiga hal yang biasanya sangat mempengaruhi pulau2 di luar Jawa. Itu mungkin harus kita tingkatkan," kunci mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

RUTE PENERBANGAN KE CINA DIALIHKAN

Pemerintah memutuskan untuk menutup sementara rute penerbangan dari dan ke Cina guna menghindari dampak buruk virus corona sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sebagai penggantinya Kementerian Perhubungan mengimbau maskapai untuk mengalihkan rute ke wilayah lain, seperti Asia Selatan.

Itu dikatakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Ia menjelaskan, imbauan untuk pengalihan rute penerbangan itu dilakukan agar utilisasi pesawat masih terjaga di mana maskapai harus memberhentikan sementara rute penerbangan Cina. “Ada dua tempat yang akan mereka tuju, paling massif Asia seperti, India, Pakistan, Nepal belum memiliki konektivitas maksimal juga Australia,” terang Menhub Budi Karya, Senin kemarin.

Namun, lanjut dia, usulan rute penerbangan pengganti itu belum dibahas secara rinci dan akan dibicarakan lebih lanjut dengan Dirjen Perhubungan Udara dan maskapai. Menhub juga meminta Dirjen Perhubungan Udara berkoordinasi dengan maskapai untuk mengatur pengembalian biaya tiket (refund) bagi calon penumpang yang sudah terlanjur membeli tiket. “Berkaitan dengan pemesanan tiket, agar ada perlindungan konsumen, artinya kami minta maskapai memberikan jalan tengah berkaitan dengan tiket yang sudah dipesan apakah nanti bentuknya ditukar ke (rute) yang lain atau bisa berlaku pada tujuan yang sama. Itu Dirjen Udara akan melakukan rapat lebih detil,” kata Budi Karya.

Dalam kesempatan sama, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto mengatakan bahwa maskapai harus mengembalikan biaya tiket yang sudah dibayarkan atau mengalihkan rute penerbangan ke rute lain. “Tiket yang sudah dijual di lapangan, pengembaliannya seperti apa, berapa banyak yang dikembalikan kepada masyarakat, prinsipnya adalah karena ini suatu kebijakan yang sudah digariskan pemerintah, maskapai tentu saja harus mengembalikan atau bisa jadi ‘reroute’ (pengalihan rute) tiket untuk digunakan ke destinasi lain, turis-turis lain yang tidak dilarang pemerintah,” tuturnya.

Adapun untuk angkutan dengan laut, Menhub memerintahkan agar pengawasan diperketat. Layaknya di penerbangan, kru dan penumpang harus diperiksa suhu tubuhnya.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Agus Purnomo menuturkan pihaknya sudah menerapkan prosedur operasi standar terkait kapal-kapal dari Cina yang bersandar di pelabuhan di Indonesia untuk dikarantina. “Terkait dengan SOP, kami sudah ada. Kami bekerja sama dengan karantina kegiatan pelabuhan bahwa kapal kapal China atau singgah di Cina dalam waktu waktu terakhir, semua dikarantina. Di tempat labuh jangkar,” kuncinya.(tempo/detik)


Komentar

Populer Hari ini



Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting