DBD Meneror, Ancaman Baru Sulut

Mitra-Talaud Koleksi Puluhan Kasus


Manado, MS

Teror penyakit kembali menghantui warga Nyiur Melambai. Kali ini, serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) terdeteksi melonjak di sejumlah daerah. Ironisnya, kondisi ini terjadi saat masyarakat masih diperhadapkan dengan terjangan wabah corona virus disease (covid-19).

Informasi diperoleh, peningkatan DBD salah satunya terjadi di Kabupaten Kepulauan Talaud yang saat ini mencatat 24 kasus. Data itu sesuai catatan Dinas Kesehatan.

"Sejak Januari sampai April tahun ini ada 24 kasus. Tersebar di beberapa kecamatan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Talaud Kerry Monangin melalui Kabid P2P Fransina Awaeh.

Ia menuturkan, pihaknya rutin melakukan sosialisasi pencegahan penyebaran DBD dengan PSN atau pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M. "Kerja bakti sebaiknya harus membudaya di masyarakat. Masyarakat baiknya memakai kulambu, obat nyamuk atau lotion anti nyamuk," tuturnya.

Awaeh meminta masyarakat agar melakukan skrining awal di Puskesmas. "Jika ada yang panas segera ke Puskesmas. Untuk di titik-titik yang sudah ada kasus, dilakukan fogging. Fokus 2 siklus radius 100 meter dari titik kasus," paparnya.

Fogging ini tujuannya hanya membunuh nyamuk dewasa yang sudah terinfeksi. "Jadi kalau kesadaran masyarakat kurang memperhatikan kebersihan dalam rumah dan lingkungan sekitar, percuma," tegasnya.

Kondisi yang sama terjadi di Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra). DBD dilaporkan telah menyerang 20 warga. Bersyukur tak ada korban jiwa. Meski begitu, ancaman DBD patut diwaspadai warga terlebih cuaca hujan seperti sekarang in iyang melanda beberapa daerah di Bumi Patokan Esa.

Pola hidup bersih dan sehat serta tetap menggalakan 3M plus mulai dari menguras/membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan lain-lain serta menutup wadah-wadah penampungan air hingga penyemprotan, pemakaian obat anti nyamuk hingga kelambu.

Sejumlag langkah ini dinilai efektif dalam menekan perkembangan bahkan gigitan nyamuk pembawa DBD, aedes aegypti.

“Sampai sekarang kita memiliki 20 kasus DBD diseluruh kecamatan desa/kelurahan di Mitra,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Helny Ratuliu, kemarin.

Dikatakannya, keberadaan kasus DBD di Mitra sepanjang tahun ini terbilang sedikit dan kuat dugaan berkaitan erat dengan keberadaan Virus Corona sekarang ini. “Sebab kebanyakan dirumah. Jadi ada kegiatan yang dilakukan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan lain halnya yang dapat mengganggu kesehatan dan daya tahan tubuh,” kata Ratuliu.

Saat ini menurut dia, sosialisasi bersamaan dengan adanya Virus Corona terus dilakukan dimana dua penyakit ini sangat rentan dengan kebersihan lingkungan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh. “Jika Virus Corona melalui kontak, kalau DBD melalui gigitan nyamuk. Namun keduanya memiliki beberapa kesamaan yakni menjaga imun tubuh dengan pola makan yang teratur, kebersihan lingkungan hingga penerapan pola hidup bersih dan sehat,” beber Ratuliu. (josh/recky)


Komentar

Populer Hari ini



Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting