Gofur: Datangkan Penceramah, Koordinasi Dengan MUI


Drama penuh ketegangan sempat menghampiri Kota Manado. Ratusan warga menggelar aksi, menolak kedatangan dua orang ustad. Peristiwa itu memantik reaksi tegas Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Utara (Sulut).

 

Senin (15/10), Habib Hanif Alatas dan Habib Bahar bin Ali bin Smith mengunjungi Manado. Sejumlah ormas adat menyatu, menghadang keduanya di Bandara Internasional Sam Ratulangi. Situasi sempat memanas dan  hampir berujung konflik. 

 

Ketua MUI Sulut KH Abdul Wahab Abdul Gafur akhirnya angkat suara. Ulama senior ini melontar keprihatinan. Ia pun meminta kepada masyarakat, ke depan dalam menghadirkan tokoh seperti dua pentolan aksi 212 tersebut, agar berkoordinasi dengan MUI.

 

Gafur juga menyerukan kepada masyarakat agar terus menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama yang selama ini telah terjalin baik. 

 

“Kalau dengan kepala dingin, semua bisa dibicarakan. Kalau mengundang tokoh-tokoh agama, bicarakan dulu sama MUI, NU. Apakah isu yang beredar soal tokoh itu benar atau tidak,” ujarnya, baru-baru ini.

 

Seharusnya, kata Gofur, jika mendatangkan tokoh agama dari luar, gelar pertemuan dulu. “Tokoh ini mau datang, tanggapannya gimana? Apakah ceramahnya bisa memersatukan umat atau malah memecah belah. Memang pihak penyelenggara tidak konsultasi dengan MUI. Makanya saya tak tahu,” ucapnya.

 

“Jadi, jika mau mendatangkan penceramah di Sulut, jangan yang intoleran. Jangan yang bisa memecah belah, yang mengandung SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan). Warga tak menerima penceramah intoleran,” kata Gofur.

 

Ditegaskan, jika datangkan penceramah dari luar, harus tahu materi apa yang akan disajikan. Yang mengandung persatuan dan kesatuan, NKRI harga mati. Dan yang pasti yang mendekatkan diri pada Allah. Ia pun menyebut pendakwah harus sesuai dengan ajaran agama Islam. Jangan ada politik dalam dakwah, meski politik dan agama tak bisa dipisahkan. “Kalau kampanye ada undang-undang yang berlaku,” jelasnya.

 

Untuk itu, Gofur mengimbau semua warga masyarakat Sulut untuk mempererat kembali persaudaraan yang selama ini telah terjalin baik. Saling memaafkan, merajut kembali persatuan dan kesatuan. “Indahnya hidup rukun dan damai,” tutupnya.

 

Diketahui, dua habib tersebut tiba di Manado untuk menghadiri acara Tabligh Akbar Haul Akbar ke-7 Al Habib Ali bin Abdurrahman Smith dan Doa Akbar untuk bangsa Indonesia dan Doa Bersama untuk Palu dan Donggala di Masjid Habib Alwi bin Smith di Kelurahan Karame, Kota Manado.

 

Para aktivis gabungan ormas adat  menghadang kedua habib itu di Bandara Sam Ratulangi. Mereka meminta keduanya kembali ke Jakarta. Alasannya dua habib itu dinilai intoleran dan anti-NKRI. Masa mengaku tak ingin radikalisme  masuk ke Sulut. (sonny dinar)


Komentar

Populer Hari ini




Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting