Rektor : Jangan Seret Unima ke Ranah Politik

Viral Dugaan Kampanye Oknum Caleg di Lingkungan Kampus


Tondano, MS

Heboh soal dugaan kampanye oknum FER, calon legislatif (caleg) anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), di lingkungan Universitas Negeri Manado (Unima) memantik respon pihak terkait. Teranyar, petinggi kampus dan pihak FER bersuara. Berbagai tudingan miring yang beredar di media sosial dijawab.

Rektor Unima Prof Dr Julieta Paula Runtuwene DEA melalui humas Irwani Maki menyebut bahwa persoalan ini tidak ada hubungannya dengan kebijakan pihak kampus. "Kegiatan pembekalan mahasiswa KKN gelombang pertama yang diprakarsai LPPM Unima ini sesuai dengan tugas dan fungsi dalam menjalankan tugas tri dharma perguruan tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Soal tuduhan bahwa pihak Unima terlibat dalam dugaan kampanye itu sama sekali tidak benar. Itu tanpa sepengetahuan kami," tulis Irwani dalam siaran pers yang diterima Media Sulut, Selasa (29/1) kemarin.

Soal kehadiran FER, oknum caleg yang disebut melakukan kampanye pada kegiatan tersebut, menurut Irwani, itu adalah dalam kapasitasnya sebagai pengusaha, bukan caleg.

"Yang bersangkutan diundang sebagai pembicara untuk membekali mahasiswa KKN Unima dengan materi ‘membangun jiwa kewirausahaan’, sesuai dengan latar belakangnya. Jadi bukan topik terkait politik. Selain itu ada juga beberapa pemateri lainnya yang diundang, diantaranya pak Kapolres Minahasa," paparnya.

Soal properti berupa pulpen berlogo partai politik dan jam dinding yang memuat foto oknum caleg tersebut, Irwani menyebut hal itu tanpa sepengetahuan panitia maupun pihak kampus. "Kalau soal itu alangkah baiknya diklarifikasi langsung ke yang bersangkutan (pihak FER, red). Kami hanya sebatas mengklarifikasi tudingan miring yang menyerang pihak kampus," imbuhnya.

Yang pasti, kata dia, pada setiap kesempatan Rektor Unima selalu menegaskan bahwa kampus adalah zona integritas yang telah dicanangkan pada apel perdana tahun ini. "Jadi zona integritas ini maksudnya yaitu Unima bersih dan bebas korupsi, bebas birokrasi dan bersih melayani serta bebas dari politik praktis. Unima juga selalu menjadi agen sosialisasi pendidikan politik yang baik dan benar kepada seluruh lapisan masyarakat," tandas Irwani.

Sebelumnya, publik sempat dihebohkan dengan dugaan kampanye yang dilakukan Felly Esteria Runtuwene (FER), caleg anggota DPR-RI dari Partai Nasdem, dalam kegiatan pembekalan mahasiswa KKN Unima Gelombang I, Senin (27/1). Aksi itu viral di media sosial facebook pasca beredarnya postingan pulpen berlogo partai politik dan jam dinding yang memuat foto FER yang dibagikan kepada mahasiswa. Nada miring dan sindiran pun menyasar pihak FER dan pihak kampus Unima sebagai penyelenggara kegiatan. Bahkan sejumlah mahasiwa yang tergabung dalam Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Unima menggelar demo di kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Minahasa, Selasa kemarin. Mereka menuntut Bawaslu menindaklanjuti dugaan kasus pelanggaran pemilu ini sampai tuntas.

Namun pihak FER pun telah memberikan klarifikasi terkait persitiwa tersebut. Elfa Montolalu, salah satu tim pemenangan FER dalam postingannya menjawab berbagai tudingan miring yang dialamatkan.

"Yang pertama bahwa kedatangan ibu Felly Estelita Runtuwene di kampus Unima Tondano adalah atas undangan LPPM tertanggal 21 Januari untuk memberikan materi dengan topik membangun jiwa kewirausahaan kepada mahasiswa KKN Unima tahun 2019. Kapasitas ibu Felly yang memiliki basic pengusaha sukses sebelum terjun kedunia politik diharapkan dapat memberikan rangsangan untuk berwirausaha kepada mahasiswa Unima yang sedikit lagi akan menyelesaikan pendidikan S-1 nya," tulis Montolalu.

Menurutnya, selama hampir dua jam menyampaikan materi, FER tidak pernah sekalipun membahas tentang partai politik apapun ataupun membahas tentang pilleg dan pemilu. "Materi dipaparkan melalui 29 slide power point, dimana ibu menjelaskan tentang wirausaha itu seperti apa, serta kiat-kiat dan strategi dalam wirausaha. Bahkan dalam penyebutan pengenalan riwayat hidup sekalipun hanya disebutkan bahwa Ibu Felly merupakan komando pemenangan wilayah dari salah satu partai politik, bukan sebagai caleg," paparnya.

Montolalu menjelaskan, selain pemaparan materi ada pula kuis yang dibuat. Dimana bagi 2 orang mahasiswa yang mampu menjawab tantangan dan memberikan argumen yang tepat tentang kewirausahaan akan diberikan tambahan modal usaha oleh FER yang diserahkan oleh ketua panitia pembekalan. "Hadiah tersebut diserahkan dalam amplop putih polos tanpa nama ataupun logo partai," tandasnya.

Sedangkan terkait adanya pulpen bertuliskan FER dan Partai Nasdem yang beredar saat penyampaian materi, Montolalu mengakui bahwa itu merupakan kesalahan komunkasi dari tim properti FER yang menganggap setiap pertemuan FER, pulpen diturunkan dilokasi acara. "Tapi ketika diturunkan pun langsung dibagi oleh sesama peserta pembekalan kepada teman-temannya tanpa ada koordinasi atau ajakan tertentu. Pembagian pulpen tersebut sebenarnya dikhususkan kepada relawan pemenangan FER," kata Montolalu.

Terkait  17 dus souvenir yang diberikan moderator kepada 17 penanya, hal itu diakui sebagai wujud apresiasi kepada para peserta tersebut. Souvenir yang sudah terlanjur dibagikan ternyata berisi jam dinding yang sudah berstiker FER. Montolalu menyebut itu dikarenakan kelalaian atau mis komunikasi tim properti FER yang salah menurunkan souvenir. Padahal, kata dia, telah disiapkan souvenir jam dinding polos tanpa tambahan stiker.

"Nah soal adanya video yang beredar di media sosial dengan menampilkan uang dalam isi pulpen tersebut, kami tegaskan bahwa sama sekali tidak benar atau hoax. Pelaku dan penyebar video tersebut akan kami proses kepada pihak yang berwajib," tegas Montolalu.

Tidak ada niat dari FER untuk berkampanye didalam kampus, sebab menurutnya, jika niat itu ada maka tidak mungkin hanya membagikan 17 jam dinding berstiker dari hampir dua ribuan peserta yang ada. Ataupun bisa saja berorasi ketika sedang membawakan materi. Namun, kata dia, hal itu tidak dilakukan.

"Jadi kami dari pihak ibu Felly memohon maaf kepada panitia pembekalan dan civitas Unima atas ketidaknyamananan ini, semoga dengan adanya klarifikasi ini dapat memberikan keterangan yang sebenar-benarnya. Torang samua basudara, baku-baku bae deng baku-baku sayang," pungkasnya.

Pimpinan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Minahasa, Erwin Sumampouw, saat dikonfirmasi menyebut jika pihaknya sementara melakukan pengumpulan data terkait dugaan kampanye tersebut. "Kita belum bisa menyimpulkan sebelum bukti-bukti yang mengarah pada pelanggaran dikumpulkan. Jadi sementara ini kita fokus pull bucket, yaitu mengumpulkan saksi dan bukti," jelas Sumampouw. (jackson/arfin)


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting