
KASUS KEMATIAN MUNCUL, OMICRON MENGGANAS
Jakarta, MS
‘Bisa’ Omicron kian ganas. Selain
memicu peningkatan penyebaran kasus aktif Covid-19, varian SARS-CoV-2 B.1.1.529
ini diduga menyebabkan kematian bagi pasien yang terinfeksi. ‘Warning’
pemerintah membahana.
Hal itu menyusul diumumkannya
kasus kematian pertama Omicron Covid-19 di Indonesia, akhir pekan lalu.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat dua pasien terpapar varian Omicron
meninggal dunia. Data Kemenkes, korban merupakan dua warga berusia lanjut
(lansia). Temuan ini merupakan kematian pertama Omicron yang memiliki karakteristik
daya penularan yang tinggi.
Direktur Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi
menerangkan, kedua pasien Omicron yang meninggal dunia dilaporkan memiliki
gejala berat dan salah satu dari mereka memiliki komorbid. "Satu kasus
merupakan transmisi lokal, meninggal di RS Sari Asih Ciputat. Dan satu lagi
merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), meninggal di RSPI Sulianti
Saroso," aku Nadia.
"Gejalanya berat. Yang satu
usia 64 tahun belum divaksin, dan satunya 54 tahun sudah divaksin. Satu yang
sudah divaksin punya beberapa komorbid yang tidak terkendali," ungkap
Nadia pada CNNIndonesia.com, Sabtu (22/1).
Dia melanjutkan, mayoritas kasus
Omicron di Indonesia sejauh ini berasal dari PPLN. Namun, temuan kasus
transmisi lokal juga mulai mengalami peningkatan, artinya Omicron sudah cukup
menyebar di komunitas.
Nadia mencatat per 21 Januari
kasus varian Omicron di Indonesia berjumlah 1.161 kasus. Dari ribuan kasus
Omicron tersebut, 831 merupakan kasus dari PPLN. Kemudian 282 kasus transmisi
lokal, dan 48 lainnya masih diteliti sumber penularannya.
Juru Bicara (Jubir) Vaksinasi
Covid-19 itu lantas mengingatkan agar masyarakat segera mengakses vaksinasi Covid-19
dua dosis hingga booster guna memberikan proteksi tambahan warga dari penularan
varian Omicon maupun varian Covid-19 lainnya yang terus bermutasi.
"Tetap memakai masker,
menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun, menghindari kerumunan, dan
mengurangi mobilitas dalam praktik kehidupan sehari-hari untuk memberikan
perlindungan yang optimal," ujarnya.
Sementara itu, tren kenaikan
kasus positif Covid-19 di Indonesia mulai nampak dalam sepekan terakhir. Satgas
Penanganan Covid-19 mencatat sebanyak penambahan 3.205 kasus pada Sabtu (22/1).
Temuan itu merupakan catatan
kasus positif tembus 3.000 pertama di bulan Januari 2022. Sebelumnya penambahan
kasus positif Covid-19 berada di bawah 1.000 kasus.
Penambahan kasus pertama kali
menyentuh angka seribu pada 15 Januari yakni 1.054 kasus. Setelahnya menurun
855 kasus pada 16 Januari, namun tren kasus positif Covid-19 kembali
menunjukkan peningkatan usai 17 Januari dengan catatan 772 kasus sehari.
Setelahnya kasus positif yang ditemukan menjadi 1.362 pada 18 Januari, 1.745
pada 19 Januari, 2.116 pada 20 Januari, 2.604 pada 21 Januari, dan terbaru
3.205 pada 22 Januari.
Selain kasus positif, kasus aktif
juga menunjukkan peningkatan dalam sepekan terakhir. Kasus aktif tembus 16.692
kasus pada Sabtu (22/1). Sebelumnya pada sejak Januari ini kasus aktif tak
pernah menyentuh angka 15 ribu.
Tren peningkatan kasus aktif
dalam sepekan terakhir dimulai pada 16 Januari dengan 8.605 kasus, 17 Januari
8.775 kasus, 18 Januari 9.664 kasus, 19 Januari 10.796 kasus, 20 Januari 12.328
kasus, 21 Januari 14.119 kasus. Total kasus konfirmasi positif hingga data
Sabtu (22/1) sebanyak 4.283.453 kasus, 4.122.555 sembuh, dan 144.206 meninggal
dunia.
FASILITAS PENANGANAN COVID DISIAPKAN
Kasus kematian akibat Covid-19
varian Omicron, kian mencuri perhatian pemerintah. Selain gerak pencegahan,
infrastruktur penunjang penanganan Covid-19, kembali disiagakan.
Hal itu diakui Kemenkes melalui Direktur
P2PML, Siti Nadia Tarmizi. Menurutnya, pihaknya sedang mempersiapkan pelayanan
yang prima di RS serta kesiapan obat-obatan penunjang agar tak terjadi
peningkatan kasus kematian di rumah sakit. "Untuk prediksi peningkatan
tren kasus kematian karena Omicron ini, kami sudah persiapkan baik obat, oksigen,
dan konversi ruang perawatan untuk pasien Covid-19 di rumah sakit," ungkap
Nadia, Minggu (23/1).
Menurut Jubir Vaksinasi Covid-19
Kemenkes itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan di daerah
jika diperlukan tambahan tempat tidur untuk pasien. "Kalau memang
diperlukan, bed perawatan bisa ditambah," sebut dia.
Terpisah, Epidemiolog Universitas
Griffith, Australia, Dicky Budiman Dicky menyebut, temuan dua kasus kematian
pada pasien Omicron bisa dianggap ultimatum kepada pemerintah agar lebih
memperhatikan Covid-19 varian Omicron. Pasalnya, varian ini lebih mudah
menginfeksi sehingga bisa mengakibatkan jumlah pasien di rumah sakit bertambah.
"Artinya seperti yang selalu
saya sampaikan, Omicron ini variant of concern yang berbahaya, yang serius
dampaknya dan ada potensi menyebabkan kematian dan keparahan pasien di rumah
sakit," kata Dicky kepada CNNIndonesia.com, Minggu (23/1).
Dia juga mengingatkan angka
kematian akibat infeksi Covid-19 varian Omicron bukan tidak mungkin terjadi
pada anak-anak yang rentan tertular. Ditambah dengan kegiatan pembelajaran
tatap muka (PTM) pada anak SD, padahal capaian vaksinasi anak 6-11 tahun masih
rendah.
"Kerawanan ini juga
berpotensi pada anak usia 6 tahun ke atas yang mulai PTM, dan anak usia 6 tahun
ke bawah yang termasuk kelompok rentan, kalau tidak mitigasi cepat kematian
pada anak akan muncul," ucap Dicky.
Menurutnya langkah mitigasi yang
tepat adalah dengan membatasi kegiatan PTM 100 persen di lingkungan pendidikan.
Ia kembali menyarankan opsi Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ di sekolah.
Demi melindungi lansia dan
kelompok rentan lainnya, Dicky juga meminta agar kegiatan perkantoran
dimaksimalkan untuk bekerja dari rumah (WFH) untuk membatasi mobilitas
masyarakat. "Langkah mitigasinya apa? PTM sebulan ini selama masa krisis
harus ditunda dulu, termasuk WFH harus ditingkatkan karena itu yang akan
membantu," lugas Dicky.
OMICRON ‘MASUK’ SULSEL, SULUT SIAGA
Ekspedisi Covid-19 varian Omicron
meluas. Data terbaru, varian baru ini telah menjangkau Provinsi Sulawesi
Selatan (Sulsel). Meski begitu, Dinas Kesehatan Sulsel telah melakukan tindakan
pencegahan dan mengisolasi pasien yang terjangkit varian tersebut.
Diketahui, satu pasien Omicorn
pertama di Sulsel ini terjangkit setelah pulang dari Maluku. Dikutip dari
CNNIndonesia.com, Minggu (23/1), warga yang terjangkit varian Omicron ini
merupakan seorang pekerja di perusahaan ikan di Dobo, Kepulauan Aru, Maluku. Ia
mengalami sakit-sakitan setelah pulang dari Maluku pada Oktober 2021.
"Dia selalu sakit-sakitan
dan beberapa kali sempat berobat ke Puskesmas Bontomarannu. Pada saat dirawat
di RSUD Padjonga Dg. Ngalle, teridentifikasi sebagai kasus Covid-19 dan juga
terdiagnosis sebagai penderita Tb paru serta HIV," ungkap Pelaksana Tugas
(Plt) Kadis Kesehatan Sulsel, Arman Bausat.
Setelah itu, jelas Arman pihak
Dinas Kesehatan Takalar melakukan penyelidikan terhadap orang-orang yang berada
di sekitar pasien dan tenaga kesehatan yang bertugas di RSUD Padjonga Dg.
Ngalle Takalar.
"Tahap pertama telah
dilakukan pengambilan sampel swab sebanyak 16 orang tenaga kesehatan di RSUD
Padjonga Dg. Ngalle dan pihak keluarga pasien," ungkapnya.
Meski demikian, kata Arman dari
seluruh sampel yang diperiksa termasuk belasan tenaga kesehatan tersebut
hasilnya negatif.
"Dinkes tetap melakukan
kegiatan penyelidikan epidemiologi dan pengambilan swab kontak erat (tenaga
kesehatan, keluarga pasien) untuk diperiksa sampelnya. Melakukan kegiatan
surveilans ketat di wilayah kerja Puskesmas Bontomarannu dan sekitarnya dengan
memantau perkembangan peningkatan kasus ILI dan pneumonia," tegasnya.
Sebelumnya, upaya pencegahan
penyebaran Covid-19 khususnya varian Omicron masif dilakukan di Provinsi
Sulawesi Utara (Sulut). Salah satu strategi penanganan virus Corona dan
variannya, dengan menggencarkan pelaksanaan vaksinasi. Kini, di bawah
kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur (Wagub) Steven OE
Kandouw, Nyiur Melambai sudah memasuki vaksinasi tahap ketiga. Pencanangan
vaksin booster itu telah resmi digulirkan.
“Pelaksanaan vaksin booster ini sesuai amanat dari pemerintah
pusat bahwa tanggal 12 dan 13 Januari 2022 sudah mulai diberikan vaksin
booster,” ujar Wagub Kandouw, saat meninjau launching vaksinasi booster atau
vaksinasi dosis ketiga di Atrium Manado Town Square (Mantos) 3, Kamis (13/1),
lalu.
“Vaksinasi booster kita laksanakan. Dan puji Tuhan, stok yang
ada untuk pelaksanaan vaksinasi booster ini cukup,” sambungnya.
Wagub melanjutkan, di Kota Manado sendiri ada sekitar 17 ribu
vaksin sampai akhir bulan. Wagub mendorong kabupaten dan kota di bumi Nyiur
Melambai untuk menggenjot vaksinasi. Hal itu karena dengan hadirnya vaksinasi
booster, target capaian pun berubah. “Sebelum itu, ditarget pusat 70 persen,
sementara target dari Gubernur Olly Dondokambey capaian vaksinasi di Sulut
tembus 85 persen,” terangnya.
Ia juga menambahkan, tadinya Manado untuk vaksinasi tahap
pertama sudah 100 persen, tahap kedua sekitar 60-an persen. Dengan adanya
vaksinasi booster, maka target terus bertambah. “Jadi singkat kata tidak ada
waktu untuk leha-leha lagi. Untuk vaksinasi booster ini harus dikencangkan
terus karena sudah bukan rahasia umum virus Omicron sudah masuk di Indonesia,”
lugas Kandouw.
Peluncuran vaksinasi tahap tiga langsung mendapat atensi
pemerintah kabupaten dan kota. Vaksinasi ini terus digencarkan.
Sementara itu, Presiden Joko
Widodo (Jokowi) meminta masyarakat agar waspada menyikapi kenaikan kasus
Covid-19 yang diakibatkan varian Omicron. Jokowi mengimbau masyarakat untuk
membatasi kegiatan di pusat-pusat keramaian serta tidak bepergian ke luar
negeri.(cnn/tim ms)
Komentar