Olly Ajak Pelihara Persaudaraan, Toleransi dan Cinta Kasih

Jadi Keynote Speaker FGD Merajut Kesatuan Bangsa


Laporan: Sonny DINAR

Seluruh lapisan masyarakat perlu belajar dari sejarah dalam merajut kesatuan bangsa dan negara. Itu tercermin dari nilai-nilai luhur dan mulia dari para pendahulu bangsa. Meski memiliki keberagaman namun selalu menyatu dalam menjaga dan membangun Indonesia.

"Para pejuang pendahulu kita berhasil memberikan contoh dan teladan dalam merajut kesatuan bangsa sebagaimana yang kita rasakan dan nikmati pada saat ini," ujar Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey, kala menjadi keynote speaker acara Focus Group Discussion (FGD) dengan tajuk, ‘Merajut Kesatuan Bangsa’ di Graha Oikumene Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Jakarta, Selasa (26/2) kemarin

Menurutnya, meskipun kesatuan bangsa senantiasa mengalami ancaman dan gangguan, baik dari dalam maupun luar negeri namun kebinnekaan dalam kesatuan telah teruji dan menjadi satu kekuatan untuk bersama-sama membangun Indonesia.

"Belajar dari pengalaman hidup bersama itu, maka kita dapat merajut kesatuan bangsa, melalui kerjasama yang harmonis dengan berbagai komponen bangsa dalam melaksanakan pembangunan," papar Ketua Forum Komunikasi Pria Kaum Bapa Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (FK-PKB PGI) itu.

Lanjut Olly, perjalanan hidup bangsa Indonesia tak terlepas dari nilai-nilai persaudaraan, toleransi dan cinta kasih dalam kehidupan masyarakat yang telah tumbuh dan berkembang dalam tatanan budaya tolong-menolong, gotong royong, rasa senasib sepenanggungan dalam semangat kekeluargaan. “Jadi itu yang perlu kita jaga dan pelihara bersama demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” ajaknya.

Nilai-nilai tersebut dinilai telah melahirkan kesadaran yang luar biasa dan prestasi terbaik dalam sejarah Indonesia yaitu dengan lahirnya, Sumpah Pemuda pada tahun 1928, yakni bertumpah darah satu, berbangsa satu dan berbahasa persatuan Indonesia.

“Nilai-nilai yang luhur dan mulia tersebut, telah memberikan inspirasi, motivasi dan semangat perjuangan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu-padu merebut kemerdekaan pada tahun 1945," paparnya lagi.

"Dengan semboyan, merdeka atau mati, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh, maka dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Indonesia berhasil mencapai kemerdekaan dan telah memiliki Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia," sambung mantan Legislator Senayan itu.

Ia pun berharap FGD itu dapat menumbuhkan kesadaran bahwa nilai-nilai kebersamaan, persaudaraan, toleransi dan cinta kasih dalam kebinekaan akan mampu memberikan pencapaian terbaik dalam merajut kesatuan bangsa. “Semuanya demi keutuhan bangsa yang kita cintai bersama,” pungkasnya.

FGD yang diikuti pengurus FK-PKB PGI tersebut turut menghadirkan pembicara seperti tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan Ketua FKUB DKI Jakarta, Prof Achmad Syafi’i Mufid, Sekretaris Umum PGI Pdt Gomar Gultom MTh, Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejaksaan Agung RI, Jan Maringka MH dan Romo Benny Susetyo.(sonny dinar)


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting