TUBUH GOLKAR KIAN PANAS

Kubu Bamsoet dan Airlangga Saling Klaim Dukungan


Jakarta, MS

 

Drama perebutan singgasana Golkar kian panas. Saling serang antara kubu Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo mulai sengit. Teranyar, perang klaim dukungan meletup kencang.

 

Politisi Partai Golkar Meutya Hafid, mengklaim banyak Dewan Pimpinan Daerah (DPD) tingkat II Partai Golkar merapat ke Airlangga namun informasi itu sengaja tak diungkap karena bukan untuk konsumsi publik.

 

"Pak Airlangga tak sampaikan, banyak DPD II yang datang ke beliau, tapi ini internal saja," ungkap Meutya saat ditemui di Resto d’Consulate, Jakarta, Sabtu (6/7).

 

Informasi yang dia peroleh dari DPD 1 dan DPD 2 juga menginginkan musyawarah nasional sesuai jadwal yakni akhir tahun. Oleh sebab itu, perbincangan di internal partai belum sampai pada pergantian ketua umum.

 

Saat ini, katanya, Golkar fokus mengawal jalannya pemerintahan pascapenetapan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin oleh KPU.

 

"Jadi tentu Golkar mengharapkan bisa mengawal dengan gracefully (elegean) dan tenang," kata Meutya menandasi.

 

 

YORRYS KLAIM BAMSOET DAPAT DUKUNGAN 400 SUARA

 

Arus dukungan terhadap Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) untuk maju dalam bursa calon Ketua Umum Partai Golkar dalam Musyawarah Nasional (Munas) 2019 makin meninggi. Para politisi Golkar pun mulai terang-terangan menunjukkan keberpihakannya bagi Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar itu.

 

Yorrys Raweyai misalnya, dia mengklaim saat ini Bamsoet telah mendapat 400 dukungan dari kader partai.

 

"Mendapat dukungan lebih dari 400 dukungan. Golkar di dalam Munas berbicara suara, tingkat II 514, DPD I 34, DPP 1, ormas pendukung 10, Dewan Pembina 1. Ini jumlah suara sah di dalam Munas sesuai dengan AD dan ART," beber Yorrys di Kawasan SCBD, Jakarta, Minggu (7/7).

 

Yorrys juga mengklaim Bamsoet sering menerima permintaan dari para kader untuk maju di bursa Ketua Umum. Serta membawa Golkar ke arah yang lebih baik.

 

"Melihat desakan ini, harapan-harapan mereka apakah beliau mau membiarkan organisasi di bawa ke depan menuju pada 2024 dalam kondisi sekarang," ungkapnya.

 

DPD Sulawesi Selatan (Sulsel) juga akan mendeklarasikan dukung Bamsoet maju dalam pencalonan ketua umum. "Sudah ada berita Sulsel sudah mendeklarasikan. Kami juga dapat berita selesai deklarasi di sana mereka akan terbang ke Jakarta," ujarnya.

 

Yorrys menjelaskan, Ketua Umum tidak boleh menjabat dua kali. Hal itu, kata dia, pernah terjadi saat kepemimpinan Akbar Tandjung dan Aburizal Bakrie (ARB).

 

"Kalau kepengurusan atau rezim itu dipertahankan dua periode, maka dia akan membawa gerbong itu kepada periode yang berikut. Sementara tantangan-tantang perubahan ke depan ini harus dipikirkan. Sehingga harus ada regenerasi yang mampu membawa golkar sesuai dengan tantangan zaman," ucapnya.

 

"Kemudian yang kedua, Pak ARB. Dia sudah aklamasi di Bali untuk mempertahankan kepengurusan, tetap ditolak," tandasnya.

 

 

 

KESALAHAN AIRLANGGA DIBEBER

 

Ada masalah yang melilit tubuh Partai Golkar di bawah kepengurusan Ketua Umum Airlangga Hartarto. Hal itu dibeber politikus Partai Golkar, Yorrys Raweyai.

 

Menurut dia, Airlangga telah banyak melanggar anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai (AD/ART).

 

"Kepemimpinan Airlangga selama hampir dua tahun ini telah menyimpang dari ketentuan-ketentuan organisasi. Sebagaimana diatur disepakati baik itu anggaran dasar anggaran rumah tangga, peraturan-peraturan organisasi dan sebagainya," kata Yorrys di kawasan SCBD,Jakarta Selatan, Minggu (7/7).

 

Dia juga menilai partainya tidak mendapatkan hasil yang memuaskan di Pemilu Legislatif 2019. Serta tidak mendapatkan coattail effect atau efek ekor jas dari Capres petahana Joko Widodo (Jokowi).

 

"Tidak mendapatkan coattail effect atau efek ekor jas. Itu tidak menjadi kebanggaan dan itu bukan menjadi pembenaran tentang ada proses-proses karena terjadi turbulensi dan sebagainya. Itu alasan-alasan yang tidak bisa diterima secara akal sehat dalam organisasi manapun, apalagi Golkar," bebernya.

 

Selama ini masih ada beberapa masalah partai yang tidak sesuai dengan AD dan ART partai. Di antaranya kehadiran jabatan jabatan Pelaksana Tugas (Plt) yang menurut Yorrys tidak ada dalam AD/ART.

 

"Di dalam dua tahun kepengurusan bertentangan dengan AD/ART, masih ada sembilan Plt yang dibentuk atau ditetapkan dalam kepengurusan DPP sekarang ini yang belum melaksanakan musda secara definitif. Ini melanggar ketentuan AD/ART," sebut Yorrys.

 

Lanjut Yorrys, Menteri Perindustrian itu juga telah bertindak sewenang-wenang dalam proses pencalegkan. Karena itu, ia ingin Airlangga tak lagi menjabat sebagai Ketua Umum di periode mendatang.

 

"Itu akan menjadi akumulasi yang pada akhirnya semua menuntut untuk segera dilakukan Munas untuk memilih pemimpin yang baru. Itulah muncul nama Bambang Soesatyo. Dan kami yang duduk di depan ini adalah bagian daripada tim sukses beliau," tandasnya.

 

 

 

BAMSOET: KADER INGIN ADA PERUBAHAN

 

Bambang Soesatyo, alias Bamsoet tak menepis banyak dukungan yang datang agar dirinya menjadi ketua umum. Dukungan itu muncul karena kader partai berlambang beringin ingin ada perubahan.

 

"Mereka ingin kepemimpinan partai Golkar di tingkat pusat lebih progresif, lebih taat asas, lebih mengedepankan musyawarah mufakat, karena sejatinya DPP itu pembina, dia harus melakukan pembinaan dan pengayoman bagi pengurus-pengurus di bawahnya," tutur Bamsoet di Widya Chandra, Jakarta Selatan, Sabtu (6/7).

 

Jika terjadi permasalahan di dalam sebuah kepengurusan, DPP harus bisa mengayomi DPD tingkat I, tingkat II, hingga ke tingkat desa. Menurut Bamsoet, sistem demokrasi harus terus ditegakkan.

 

"Harus lebih demokratis, karena ini bukan zamannya lagi gaya-gaya otoriter, jadi harus lebih demokratis, mendengarkan suara dari bawah," kata Bamsoet.

 

Terkait dengan dukungan yang dia terima, Bamsoet mengaku diminta oleh pengurus Golkar di daerah agar turun dan melihat langsung kondisi kepengurusan Golkar di daerah.

 

"Ya mereka menyampaikan kepengurusan ke depan harus lebih memberi perhatian ke daerah-daerah, maka butuh dikunjungi, butuh disapa," tegas Bamsoet.

 

 

KUBU AIRLANGGA KLAIM DIDUKUNG 400 PIMPINAN DPD

 

Nyanyian berbeda terdengar dari kubu Airlangga Hartarto. 400 unsur pimpinan DPD di sejumlah daerah di Indonesia menyatakan dukungan kepadanya untuk kembali menjadi ketua umum Golkar periode 2019-2024. Klaim itu meletup dari Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

 

Pernyataan itu untuk menepis klaim politikus Partai Golkar Yorrys Raweyai untuk Bambang Soesatyo yang menyebut dapat dukungan 400 kader dari berbagai unsur untuk menduduki jabatan tertinggi partai berlambang pohon beringin tersebut.

 

Dedi Mulyadi menyebut para pemegang suara Musyawarah Nasional Partai Golkar yang mendukung terdiri dari pengurus di tingkat DPD kabupaten/kota, DPD I dan organisasi masyarakat.

 

"Dukungan (untuk Airlangga) itu tersebar di sejumlah daerah, yakni diawali dari Jawa Barat, kemudian Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara dan selanjutnya Kalimantan Selatan," katanya saat dihubungi, Minggu (7/7).

 

Sebelumnya, ia mengakui bahwa pengurus partai di Kalimantan Selatan sempat mendukung calon lain. Hanya saja, keputusan itu dicabut dan sepakat mendukung petahana. Selanjutnya, ia terus menggalang dukungan untuk Airlangga Hartarto untuk daerah Jawa Timur.

 

"Sempat ada pernyataan dukungan kepada selain Pak Airlangga, tetapi sekarang sudah dicabut dan mengalihkan untuk Pak Airlangga," terangnya

 

Disinggung mengenai penyelenggaraan Musyawarah Nasional Golkar, pria yang akrab disapa Demul ini menyatakan akan dilakukan pada Desember 2019 nanti. Informasi itu didapatkan dari rekannya, Meutya Hafid. Perhelatan itu bukan karena banyak desakan dari internal partai untuk mempercepat Munas. (merdeka/detik)


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting