SULUT KUTUK PELAKU BOM DI DEPAN KATEDRAL MAKASSAR


Manado, MS

Tanah Air kembali berkabung. Peristiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3), menyayat hati. Itu di tengah kekhusyukan umat nasrani merayakan Minggu Palma, menyambut hari raya Paskah.

Ledakan diduga bom bunuh diri itu terjadi sekira pukul 10.28 WITA, di depan Gereja Hati Yesus Yang Mahakudus atau Gereja Katedral Makassar. Peristiwa ini sesaat setelah jemaah menyelesaikan misa. Polisi mengungkap terduga pelaku bom bunuh diri di depan gereja yang beralamat di Jalan Kajaolalido, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, terdiri atas dua orang. Pihak aparat juga menyebut terduga pelaku mengendarai sepeda motor. Adapun satu pelaku (laki-laki) disebut tewas dalam aksi. Terduga pelaku disebut sempat ingin masuk ke halaman gereja, akan tetapi mendapat pengadangan sekuriti.

Dari ledakan ditemukan sejumlah potongan tubuh. Menurut Mabes Polri, 14 orang korban terdiri atas jemaat gereja dan petugas sekuriti mendapati luka-luka. Mereka mendapat penanganan dokter di sejumlah rumah sakit di Makassar karena luka pada bagian wajah, leher, dada hingga kaki akibat serpihan diduga bom. Tiga orang mendapat penanganan di RS Stella Marris, tujuh orang dilarikan ke RS Akademis dan empat orang dibawa ke RS Pelamonia.

Aksi tak manusiawi itu viral. Hujatan, kutukan dan kekecewaan, bersaut-sautan. Publik beranggapan, bom bunuh diri merupakan tindakan biadab dan patut dikutuk.

“Peristiwa peledakan bom bunuh diri di depan gereja Katedral Makassar  benar-benar patut dikutuk dan dianggap sebagai tindakan biadab terhadap kemanusiaan. Manusia siapapun yang bermartabat mulia pasti menolak tindakan kriminal tersebut,” tegas Rektor Unika Della Sale, Prof Dr Yong Ohoitimur, Minggu (28/3).

Radikalisme dan terorisme dalam bentuk apapun harus ditolak dan dinilai sebagai musuh perikemanusiaan. Teror bom di Makassar mengingatkan bahwa dalam masyarakat masih ada oknum dan mungkin kelompok yang memusuhi persaudaraan manusiawi dan tidak menghargai kehidupan. “Oleh karena itu, masyarakat perlu bekerja sama untuk mendeteksi kehadiran dan gerakan dari oknum dan kelompok yang mengancam kehidupan bersama yang harmonis dan bermartabat,” tutur Pastor Yong, sapaan akrabnya.

“Jika kita sebagai orang beriman percaya bahwa Allah adalah Pencipta atau pemberi kehidupan, maka sungguh tidak benar orang yang atas nama Allah membunuh dirinya sendiri dan orang lain yang tidak bersalah. Mungkin mereka menganggap diri berada di jalan Allah, tetapi sesungguhnya mereka menyangkal Allah dan kehendak-Nya. Menurut saya, mereka justru jauh dari jalan Allah,” imbuhnya.

Senada dikatakan Pastor Kris Ludong dari Komisi Kerawam Keuskupan Manado. Dia mengaku prihatin dengan aksi bom bunuh diri di pintu masuk Gereja Katedral Makassar. Kejadian itu, nilai dia, akan merusak kesatuan dan persatuan bangsa serta mengoyak harkat dan martabat manusia. “Kita solider dan mendoakan para korban, keluarga korban, umat yang panik, pihak Keuskupan Makasar yang tergoncang karena peristiwa ini. Kita percaya pihak keamanan pasti sedang menyelidiki dan akan menuntaskan masalah ini,” ujarnya.

Untuk itu, ia berharap, semua pihak supaya tenang, sambil mempercayakan proses pengusutan kepada aparat keamanan. “Jangan kita terprovokasi sehingga mengambil langkah yang kontra-produktif. Mari kita ciptakan suasana persaudaraan baik internal umat pun eksternal yaitu dengan umat beragama lain supaya menjadi kekuatan bersama melawan terorisme.  Jangan sampai kita saling mencurigai apalagi mengeneralisir pada kelompok tertentu karena terhubung dengan pelaku bom bunuh diri,” ungkapnya.

Bagi umat Kristen, Pastor Kris Ludong berpesan, agar tetap berjalan bersama memasuki perayaan hari hari besar yang berpuncak pada Paskah. “Itu dengan hati tenang dan jiwa yang damai karena percaya Tuhan tidak meninggalkan kita. Kita tetap merayakan hari-hari besar ini dengan hikmat, lancar dan dalam suasana persaudaraan, tanpa ada ketakutan dan curiga berlebihan,” imbaunya.

Terpisah, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tomohon, Zamroni Khan menyebut, kejadian tersebut sebagai tindakan kekejian. "PCNU Tomohon mengutuk keras bom bunuh diri yang terjadi hari ini (kemarin-red) di Makassar. Pelaku dan komplotannya sangat biadab dan tidak berprikemanusiaan," ketus Zamroni.

Menurut dia, aksi itu tidak dibenarkan oleh agama apa pun. Diyakininya, semua agama mengajarkan umat untuk menghindari aksi kekerasan karena dapa menggerus nilai-nilai kemanusiaan. Imbasnya, pasti menimbulkan kerugian bagi banyak pihak. “Itu dapat mengoyak tatanan kehidupan bermasyarakat yang rukun. Kami berharap pihak keamanan segera menindak dan mengungkap siapa dalang peristiwa tersebut,” seru Zamroni

"Sangat diharapkan, aparat kepolisian dengan tegas menguak latar belakang peristiwa di sekitar tempat ibadah itu. Kepolisian perlu meningkatkan keamanan di tempat-tempat ibadah. Sehingga masyarakat bisa semakin tenang dan khusyuk dalam beribadah," ujarnya.

Peristiwa diduga bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral, juga mengundang reaksi kritis masyarakat Bolaang Mongondow Utara (Bolmut). Adalah Mulyadi Pamili, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat. Ia menegaskan jika kejadian dan perilaku tersebut sangatlah terkutuk. "Kejadian ini merupakan perbuatan terkutuk, apapun motifnya," ujar Mulyadi.

Perbuatan itu, kata Mulyadi, merusak tatanam kehidupan masyarakat yang sejak dahulu hingga saat ini terpelihara. "Ini merupakan kejahatan luar biasa dan tindakan itu dapat mengganggu ketentraman umat beragama dan kerukunan para anak bangsa yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa ini," tambah Mulyadi.

Politisi Nasional Demokrat (Nasdem) Bolmut ini berharap, pihak kepolisian bisa mengungkap dan mengusut motif yang terjadi. "Sehingga dengan demikian akan memberikan informasi yang pasti kepada masyarakat," tambahnya lagi.

Sementara itu, Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Stefanus BAN Liow, mengaku prihatin terjadi lagi bom bunuh diri di negeri ini. Aksi itu adalah tindakan sangat tidak terpuji dan tidak dibenarkan. “Meski demikian, masyarakat tidak boleh terpancing, namun kita serahkan kepada aparat untuk mengusut tuntas motif pengeboman bunuh diri di Kompleks Gereja Katedral Makassar. Hasilnya pengusutan diharapkan secara terbuka disampaikan kepada publik. Mari doakan bagi korban dan pelaku,” kata Senator Dapil Sulut itu.

Semua elemen  masyarakat dan komponen bangsa, ujar Liow, harus mengedepankan kerukunan, keamanan, kedamaian, persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Kita juga berdoa supaya jika ada pelaku lain agar segera tertangkap oleh aparat untuk menguak latar belakang dan motif pemboman,” sebut Liow, Minggu malam.

SULUT WASPADA

Efek bom bunuh diri di Makassar mulai menjalar. Kekhawatiran terhadap aksi tersebut menyembul. Dorongan untuk mencegah aksi serupa tidak terjadi di jazirah utara Pulau Selebes, meletup.

Itu dikatakan anggota Komisi I DPRD Sulut, Imelda Nofita Rewah (INR). Ia meminta aparat kepolisian maupun pemerintah di Sulut untuk waspada. Perlu meningkatkan pengamanan yang ada. Apalagi umat Kristiani akan memasuki hari raya gerejawi Jumat Agung dan Paskah. "Untuk Sulut sendiri keamanan dari pihak kepolisian harus ditingkatkan dari biasanya. Himbauan juga dari pemerintah agar supaya siskamling ditingkatkan, bukan hanya di saat ada kejadian seperti ini, mengingat umat Kristen akan memasuki jumat Agung dan Paskah," tandas Rewah, Minggu (28/3) kemarin.

Selanjutnya, terkait bom di Makassar, INR menegaskan, semua agama tidak mengajarkan adanya bom bunuh diri. Tindakan seperti ini tentu saja dilakukan oleh orang-orang yang tak beragama dengan ajaran-ajaran yang menyesatkan. "Karena itu pihak yang berwajib harus mengusut tuntas kejadian ini, sampai ditemukan dalang di balik aksi bom bunuh diri. Diharapkan juga foto dan video di lokasi kejadian baiknya tidak diunggah di media sosial (medsos) agar tidak meresahkan dan menakuti masyarakat karena itu juga bagian dari tujuan terorisme," tegas anggota dewan provinsi (Deprov) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini.

Sebagai umat percaya, INR mengajak agar semuanya bergumul dan berdoa bersama. Tujuannya agar bangsa Indonesia terlebih khusus Sulut terluputkan dari kejadian seperti ini. "Dan keadaan kota Makassar kembali normal pasca ledakan, dengan pengamanan lebih ditingkatkan. Saya sangat prihatin dengan kejadian ini. Apalagi kejadiannya di hari minggu di jam ibadah, minggu sengsara," ungkap wakil rakyat daerah pemilihan Minahasa-Tomohon tersebut.

Masih dari Gedung Cengkeh, Anggota DPRD Sulut Herol Vresly Kaawoan, juga mengutuk keras kejadian di Gereja Katedral Makassar. Pihak berwajib diharapkan secepatnya dapat mengusut tuntas perkara ini agar supaya tidak menjadi kepanikan masyarakat pada umumnya. "Dan sebagai  Anggota Komisi 1 DPRD Provinsi Sulut yang membidangi Pemerintahan, Politik, Hukum, Hak Asasi Manusia dan Keamanan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas), meminta semua elemen masyarakat mari kita tetap tenang dan jangan terprovokasi dengan keadaan. Jangan menyebarkan berita hoaks, menutup akses penyebar luasan gambar atau foto dan video di tempat kejadian perkara," tegas Herol, kemarin.

Ia meminta agar publik dapat bekerja sama dengan pemerintah. Dalam hal ini pihak kepolisian dengan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus tersebut. "Yakin dan percaya pihak kepolisian mampu menyelesaikan perkara ini secepat mungkin. Kita doakan bersama agar supaya pihak kepolisian dapat menyelesaikan perkara ini," ungkapnya.

POLISI SIAGA, WARGA DIMINTA TIDAK PANIK

Perayaan hari raya Paskah terusik. Aksi bom bunuh diri di Makassar, jadi penyulut. Hal itu langsung memantik reaksi seluruh jajaran Korps Bhayangkara di Tanah Air.

Misalnya di Kota Tomohon. Peristiwa bom bunuh diri itu, semakin memantapkan kesiapsiagaan seluruh personil di Kepolisian Resor (Polres) Tomohon. Antara lain, pengamanan di tempat ibadah di wilayah hukum Polres Tomohon. "Sudah saya perintahkan seluruh anggota Polres agar peristiwa ini diatensi. Selain itu, anggota juga ditugaskan untuk meningkatkan pengamatan di seluruh wilayah. Utamanya di gereja-gereja dalam kerangka menyambut hari raya Paskah. Anggota Polres juga diperintahkan segera melaksanakan patroli bersama personil TNI," tegas Kapolres Tomohon, AKBP Bambang Ashari Gatot, SIK MH kepada Media Sulut, Minggu (28/3) siang.

Hal serupa dilaksanakan jajaran Polres Minahasa Selatan (Minsel). Pasca aksi diduga bom bunuh diri di  gereja Katedral Makassar Kepolisian Resort (Polres) Minahasa Selatan (Minsel) menyiagakan personil di seluruh gereja yang ada di 17 kecamatan. Itu saat perayaan ibadah Jumat Agung dan perayaan Paskah.

Demikian Kapolres Minsel AKBP S Norman Sitindaon SIK saat di konfirmasi media ini. "Ada kemungkinan dari jumlah personel yang akan dilibatkan dalam pengaman dilakukan penambahan. Sebab bantuan personel dari Polda Sulut tentunya akan dilibatkan dalam kegiatan tersebut, apalagi Minsel merupakan jalur trans Sulawesi atau jalur keluar masuk warga, baik dari Manado maupun dari arah Kotamobagu," terang Kapolres.

Di Minsel, kata dia, ada ratusan gereja yang nantinya akan dijaga aparat keamanan saat acara keagamaan dilaksanakan. Penjagaan gereja itu tidak lain, guna memberikan rasa aman kepada umat Kristiani yang sedang menjalankan ibadah. Kemudian dia juga meminta kepada warga yang akan merayakan paskah agar tidak mengundang tamu, bahkan dia mengaku akan menggalang tokoh agama seperti Pendeta dan Gembala serta Pastor, dalam memimpin ibadah perayaan Paskah supaya tetap mengunakan protokol kesehatan. “Kami akan libatkan tim Gegana Polda Sulut untuk mensterilkan sejumlah gereja, sebelum acara ibadah dilaksanakan. Hal tersebut dilakukan, guna menangkal terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terjadi," tukasnya.

Perwira berpangkat melati dua itu menambahkan, selama ini kegiatan Jumat Agung dan perayaan Paskah di Minsel itu selalu aman dan tidak ada hal-hal yang dapat memecah belah kerukunan antar umat beragaman di Minsel.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta masyarakat tak panik. Sigit menuturkan kepolisian saat ini masih melakukan penyelidikan dan olah TKP untuk mendalami pelaku dari aksi teror tersebut. Ia juga menyebut Polri menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) usai peristiwa tersebut.

"Kami sedang dalami dan melakukan olah TKP. Dan untuk masyarakat tidak usah terlalu panik, kami sedang dalami pelakunya," kata Sigit saat dalam keterangannya, Minggu (28/3).

Disampaikan Sigit, Densus 88 Antiteror Polri akan terus melakukan penindakan terhadap para kelompok teroris. Menurutnya, hal ini merupakan komitmen dari Korps Bhayangkara untuk memberangus jaringan-jaringan teror.

Ia menegaskan masyarakat tak perlu takut karena negara hadir dan tidak akan kalah dengan aksi ataupun serangan teror apapun.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga mengutuk keras aksi terorisme tersebut. "Terkait dengan kejadian aksi terorisme di pintu masuk Gereja Katedral Makassar hari ini saya mengutuk keras aksi terorisme tersebut," kata Jokowi dalam konferensi pers virtual, Minggu (28/3).

Jokowi mengaku telah memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengusut tuntas jaringan pelaku bom bunuh diri tersebut. Termasuk membongkar jaringan pelaku hingga ke akarnya. "Saya sudah memerintahkan Kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya," ujarnya.

GMIM: DOAKAN DAN JANGAN TERPANCING

Masyarakat Sulut khususnya warga Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM), diminta tidak terpancing dengan teror bom di Makassar. GMIM diharapkan tetap berdoa dan mendoakan korban bom bunuh diri.

Demikian Ketua Sinode GMIM Pdt Dr Hein Arina melalui Sekretaris Umum Sinode, Pdt Evert Tangel. Dia mengatakan peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, pasti dilakukan teroris. Ulah itu dinilai sangat tidak bertanggungjawab. Kejadian ini sangat disesalkannya. Padahal, pemerintah terus berupaya untuk memberikan kenyamanan dan keamanan terhadap kegiatan beribadah semua umat beragama.

"Tindakan itu sungguh tidak bertanggungjawab. Peristiwa itu tidak lagi menempatkan ajaran-ajaran agama pada tempat yang sebenarnya," ungkap Tangel saat dihubungi via telepon selulernya.

Kata dia, bom bunuh diri itu amat berdampak negatif. Sejumlah orang menderita luka-luka yang sangat memprihatikan. Lantaran hal ini menyentuh kehidupan umat beragama maka pihaknya berharap bagi jemaat, jangan terpancing. Menurutnya, percayakan saja masalah itu kepada pemerintah dan pihak berwenang untuk menyelesaikannya.

"Kepada jemaat se-GMIM, kiranya kejadian ini bisa dijadikan sebagai perenungan. Jangan mudah terpancing. Warga GMIM yang juga selaku masyarakat, marilah kita berdoa dan mendoakan para korban bom bunuh diri di Makassar. Doakan juga agar hal itu tidak terjadi lagi di kemudian hari," pinta Tangel, Minggu (28/3), malam.

Soal keamanan dalam menjelang hingga perayaan Hari Paskah, Sinode GMIM sangat berharap kepada kepolisian. Kepolisian Daerah (Polda) Sulut dimintanya agar memberikan perhatian dalam pengamanan Paskah nanti. "Kami yakin, pihak kepolisian dapat melaksanakan tugas tanggung jawab dengan sangat maksimal. Utamanya dalam hal pengamanan hari-hari raya keagamaan," lugas Tangel.(detik/cnn/tim ms)


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting