Foto: Hearing Komisi II DPRD Sulut atas laporan masyarakat terkait kesewenangan Kredit Plus.(ist)
Kredit Plus Finance Dinilai Rugikan Rakyat
Legislator Sulut Berang
Manado, MS
Kritik pedas dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Sulawesi Utara (Sulut) menyasar ke Kredit Plus Finance. Perusahaan ini dinilai
telah merugikan rakyat. Tindakan yang dilakukan kepada masyarakat disebut tidak
adil. Nada kemarahan pun meletup dari Anggota Komisi II DPRD Sulut, Sandra
Rondonuwu, dalam hearing bersama Kredit Plus Finance dan Otoritas Jasa
Keuangan, Selasa (19/10).
Adapun hearing tersebut dilaksanakan di ruang rapat
Komisi II DPRD Sulut. Di kesempatan itu, para anggota dewan melakukan hearing
terkait laporan warga yang mobilnya disita Kredit Plus Finance. Rusdi yang
mobilnya disita pihak perusahaan menjelaskan, mulai awal tahun 2021 dirinya
sudah mulai ada tunggakan. Sejak Januari, Februari dan Maret. Ini karena
kondisi pandemi Covid-19 yang membuat kegiatan bisnisnya terjadi penurunan.
Kemudian tidak mampu membayar cicilan.
"Sudah dikatakan bahwa saya akan bayar. Saya katakan
kepada mereka, saya juga tidak bisa lari karena BPKB ada di tangan anda. Itu
mobil saya punya. Saya yang beli. Di mereka (Kredit Plus Finance,red), saya
hanya titipkan BPKB. Waktu saya mau ambil, mereka katakan, ini musti tambah
uang sita mobil Rp 7,5 juta. Saya bilang, bagaimana kalian sita mobil, saya
sudah tidak bisa makan. Saya juga harus membayar uang sita," ungkap Rusdi
yang telah meminjam uang Rp 20 juta ke Kredit Plus dengan jaminan BPKB.
Dia menjelaskan, di selang waktu berjalan itu, dirinya
sudah akan menyelesaikan semuanya. Bulan Juni lalu, dirinya bertanya ke pihak
finance. Namun, jawaban perusahaan, itu sudah tidak bisa karena akan dilelang.
"Mereka bilang sudah tidak bisa karena akan dilelang. Saya emosi karena
saya baru diberi tahu," tuturnya.
Menanggapi persoalan ini, Anggota DPRD Sulut Sandra
Rondonuwu menyampaikan, dirinya tidak tega melihat kesewenang-wenangan
korporasi finance kepada rakyat kecil. Hal itu karena mobilnya disita terlambat
dua bulan dan diminta membayar penuh cicilannya. Karena tidak mampu membayar,
mobil dilelang tanpa sepengetahuan pemilik.
Bagi Sandra, ini tidak adil. Perbandingannya tidak
sepadan. Pinjaman hanya Rp 20 juta dengan mobil yang harganya ratusan juta.
"Ini masalah kemanusiaan. Saya, rasa bukan cuma bapak ini yang merasakan
kondisi begini di Sulut. Jangan buat rakyat Sulut rugi. Tolong jangan buat rakyat Sulut rugi di
negeri sendiri. Saya minta tolong," tegas politisi Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan ini.
Disampaikan Sandra, Rusdi cari uang untuk beli mobil dan
digunakan juga untuk menghidupi keluarga
tetapi kalau ada yang tak adil maka tidak dapat dibiarkan. Mendengar hal ini,
Sandra merasa sakit hati. Apalagi mobilnya sudah dijual tanpa ada
pemberitahuan.
“Apapun alasannya, jangan keterlaluan dengan rakyat kita.
Banyak juga rakyat kita yang bodoh tidak bisa baca. Ini segera dicarikan
solusi. Musim pandemi juga lagi susah. Jangan main-main. Masalah seperti ini
mungkin masih banyak kasus, tapi bapak yang baru terbuka," semburnya.
(arfin tompodung)
Komentar