Foto: Yusra Alhabsyi
Benih Jagung Minim, Pemprov Didesak Protes ke Mentan
Manado, MS
Polemik pertanian kembali menjadi sorotan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara (Sulut). Kurangnya benih jagung yang
beredar di masyarakat jadi penyebab. Wakil rakyat Gedung Cengkih pun meminta
supaya pemerintah daerah layangkan protes ke Menteri Pertanian (Mentan).
Anggota DPRD Sulut, Yusra Alhabsyi mengungkapkan, ada
situasi yang perlu segera disikapi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut. Wakil
rakyat daerah pemilihan Bolaang Mongondow Raya (BMR) ini menyampaikan, masalah
ini rasanya tidak bisa direalisasikan di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD) Provinsi Sulut tahun 2022 yaitu berkaitan dengan nasib petani.
"Mohon kiranya pak wakil gubernur untuk wilayah kami di Bolmong (Bolaang
Mongondow) dan mungkin di beberapa daerah lain di Minahasa. Banyak laporan
masyarakat yang kami temui. Petani hampir bisa digaransi untuk panen kali ini
alami kegagalan," tegas Yusra, saat menyampaikan pandangan umum Fraksi
Nyiur Melambai dalam Rapat Paripurna DPRD Sulut dalam rangka
Penyampaian/Penjelasan Gubernur terhadap Ranperda tentang APBD Provinsi Sulut
Tahun Anggaran 2022 sekaligus Pemandangan Umum Fraksi terhadap Ranperda, Kamis
(4/11), di ruang rapat paripurna DPRD Sulut.
Ditegaskannya, salah satu faktor penyebab yakni tidak adanya
bibit. Para petani wilayah Totabuan menurutnya, harus mengambil benih dari
provinsi yang lain seperti Gorontalo. "Kita bisa bayangkan orang Bolmong
harus mendapat bibit jagung dari Gorontalo. Bolmong harus mendapat akses benih
dari Provinsi Sulawesi Selatan. Dan itu pun mahal. Bibit subsidi yang mereka
jual statusnya mahal," tegas wakil rakyat daerah pemilihan Bolmong Raya
ini.
Diharapkannya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut mengambil
langkah strategis. Kalau bisa melayangkan protes ke pemerintah pusat.
"Kalau boleh protes kepada menteri pertanian. Karena jumlah benih atau
bibit jagung di Sulut, kami sudah konfirmasi ke dinas pertanian, tahun 2021
angkanya hanya 50 persen dari jumlah kelompok petani yang ada," ungkapnya.
"Itu berarti akan menjadi masalah pada persoalan panen
dan bermasalah terhadap peternak di Sulut. Saya yakin wagub dan gubernur punya
komitmen terhadap peningkatan pertanian di Sulut," kuncinya. (arfin
tompodung)
Komentar