
Foto: Keadaan sampah di Gunung Klabat (kiri atas) dan di Gunung Lokon (kiri bawah). Inzert : Henry Walukow.
Sampah di Gunung Klabat, Henry Walukow Serukan Perhatian dan Dikenangnya Peristiwa Maret 2023
Manado, MS
Anggota DPRD Sulut Henry Walukow SE menyatakan keprihatinan terkait sampah yang ada ditemukan di lereng Gunung Klabat.
Menurutnya, para pendaki seharusnya jika membawa kebutuhan berpotensi sampahl tak meninggalkannya di gunung.
“Misalkan, sampah yang tidak bisa terurai atau habis dibakar seperti plastik, kaleng dan sejenisnya dapat dibawa kembali pulang saja,” kata Walukow, Minggu (2/2/25).
Lanjutnya, selama ini dia cukup mengenal sejumlah pendaki ketika membawa kebutuhan dan peralatan telah sadar tidak meninggalkan sampah.
Dalam arti, pengalamannya dan kesadaran untuk tak mengotori lokasi sehingga mereka adalah pencinta alam atau lingkungan yang sejati.
“Sampah yang di gunung yang sengaja ditinggalkan adalah sebaliknya, mereka masuk tak peduli lingkungan,” tegas legislator Dapil Minut-Bitung ini.
Guna mengantisipasi itu, personil Fraksi Demokrat ini meminta sangat penting menjadi perhatian luas Stakeholder atau pemangku kepentingan dalam pengawasan ke depan.
Dimana, diadakan pemasangan papan himbauan untuk pemberitahuan, jika melakukan aktifitas pendakian, wajibnya sampah dikemas dibersihkan dan dibawa kembali.
Petugas pun disediakan dalam hal melakukan patroli untuk menindaklanjuti hingga ada tindak tegas jika kedapatan pendaki-pendaki yang berprilaku tak sesuai diharapkan.
“Bisa dari Dinas Kehutanan dan Dinas Lingkungan Hidup atau instansi terkait. Karena, Gunung Klabat adalah aset potensi Sulut. Apa lagi jika nanti arahnya ke prospek ke destinasi pariwisata maka kondisi kotor sekarang sangat memprihatinkan sekali. Tapi, jika telah memasang himbauan, namun pelaku tak turut peduli susah juga, memang,” jelasnya.
Disampaikan juga, persoalan sampah di Gunung Klabat itu sebagai aspirasi guna diteruskan internal fraksinya, di dewan hingga resesnya.
“Keadaan ini memungkinkan ditindaklanjuti penegasan lewat regulasi berupa peraturan daerah (perda) sampah untuk kawasan hutan lindung,” imbuhnya.
Walukow sedikit menceritakan, perihal banjir bandang yang terjadi di Desa Klabat, Kecamatan Dimembe, Kabupaten Minahasa Utara tepatnya 18 Maret 2023 lalu.
Pasalnya, pasca kejadian itu setelah dirinya ikut menelusuri di lapangan, ditenggarai penyebabnya datang juga dari sisa-sisa sampah yang sulit terurai dan kayu-kayu.
Dimana, materil-materil tersebut menghalangi aliran air hingga membentuk kolam raksasa, kemudian jebol dan menghantam apa saja yang di depannya termasuk fasilitas desa tersebut.
“Muncul kubangan air berupa kolam yang lantas bobol saat itu dan menerjang Desa Klabat, walau tak ada korban jiwa tapi berdampak bagi aktiifitas warga setempat,” ungkapnya.
Diketahui, selain sampah di Gunung Klabat, didapati juga sampah di Gunung Lokon yang bisa didaki dari Kota Tomohon. (devy kumaat)
Komentar