Antisipasi Musim Penghujan, Sulut Siap Hadapi Bencana


Manado, MS

‘Benteng pertahanan’ Sulawesi Utara (Sulut) untuk menghadapi bencana diperkuat. Kesiapan dalam upaya penanggulangannya gencar dioptimalisasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut). Langkah tersebut sebagai tindakan waspada terhadap cuaca ekstrem di penghujung tahun ini.

Siapnya daerah Sulut dalam menghadapi bencana, nampak dalam upacara apel kesiapsiagaan dalam rangka simulasi penanggulangan bencana menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada), Natal dan Tahun Baru di Provinsi yang digelar di Kawasan Megamas, Kota Manado, Rabu (18/11). Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Agus Fatoni menjadi Inspektur Upacara (Irup).

Kegiatan dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 ini diikuti seluruh stakeholder. Baik jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), relawan hingga organisasi kemasyarakatan.

“Saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Forkopimda, instansi vertikal, organisasi kemasyarakatan, relawan dan seluruh stakeholder yang ada atas pelaksanaan dan keikutsertaan yang berpartisipasi mulai pada tahap perencanaan sampai dengan terselenggaranya kegiatan ini,” kata Fatoni saat mengawali sambutannya.

Ia juga mengingatkan, dalam menangani dampak bencana alam seperti banjir dan tanah longsor di Sulut, memerlukan keterlibatan dari semua pemangku kepentingan terkait. “Karena itu senantiasa diperlukan adanya koordinasi dan kerjasama yang baik di semua unsur dan stakeholder,” bebernya.

Lebih dalam lagi, Fatoni mengimbau kepada seluruh masyarakat Sulut untuk mengantisipasi dampak-dampak bencana mengingat masuknya musim penghujan di Sulut. “Berdasarkan data BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) Sulut pada akhir tahun ini akan memasuki musim penghujan dengan intensitas tinggi, itu artinya potensi terjadinya bencana longsor dan banjir menjadi meningkat,” jelasnya.

Berkaitan dengan hal tersebut ada lima poin penting yang menjadi penekanan Fatoni pada apel kesiapsiagaan. “Pertama peningkatan pengintegrasian penanggulangan bencana di semua lini dari tingkat kelurahan hingga provinsi. Yang kedua perlu peningkatan kapasitas SDM (sumber daya manusia) melalui pendidikan dan pelatihan gabungan penanggulangan bencana,” terangnya.

Kemudian yang ketiga menurut Fatoni, diperlukan kualitas data, informasi dan pelaporan kejadian bencana. Itu melalui optimalisasi dan pemanfaatan posko dan peralatan teknologi informasi dan komunikasi. Keempat, pembentukan dan pengembangan daerah tangguh bencana untuk membangun kemandirian masyarakat dalam menghadapi dan menanggulangi bencana alam yang terjadi. Serta yang kelima pemberian kemudahan bagi keterlibatan swasta dan masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan penanggulangan bencana alam.

Diketahui, apel kesiapsiagaan ini juga melibatkan sembilan tim. Terdiri dari tim posko, tim evakuasi, tim SAR, tim dapur lapangan, tim pengungsi, tim DVI/Inafis, tim medis, tim trauma healing dan tim UPPK Sulut. Dalam kegiatan itu juga, Pjs Gubernur Fatoni bersama jajaran Forkopimda melakukan peninjauan peralatan dan kesiapan personel dalam latihan simulasi penanggulangan bencana. (sonny dinar)




 

 


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting