Polemik ‘Gorong-Gorong’ Penyebab Banjir, Deprov Panggil 3 Perusahaan

Amir Liputo dan Agustin Kambey


Manado, MS

Keluh masyarakat terkait penyebab banjir Kelurahan Taas dan Tingkulu Kota Manado menggema. Persoalan ‘gorong-gorong’ ring road disorot. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara (Sulut) pun bereaksi.  Wakil rakyat Gedung Cengkih pastikan segera memanggil tiga perusahaan.

Tiga perusahaan yang dimaksud yaitu PT SMA, Green Hill Resident dan Malendeng Resident. Hal tersebut disampaikan Anggota Komisi 3 DPRD Sulut, Agustin Kambey. Wakil rakyat daerah pemilihan Kota Manado ini menyampaikan, ketika mereka turun lapangan rupanya penyebab air meluap sampai ke Welong dan masyarakat yang ada di situ karena tersumbatnya saluran air yang datang dari perumahan.

"Ada dari salah satu perusahaan yang sudah potong tanah bukit jadi rata sehingga ini tanah sudah menutup gorong-gorong sehingga air ini tidak bisa berjalan. Dinas Pekerjaan Umum akan foto dan akan dilihat ini air akan diarahkan kemana, apakah ke Sawangan atau ke Manado," ucap politisi PDIP tersebut, baru-baru ini, di ruang kerjanya.

Menurutnya hal ini harus secepatnya disikapi supaya tidak lagi terjadi banjir. "Makanya kita akan panggil untuk dihearing 3 perusahaan. Ada 3 perumahan yang ada situ salah satunya perumahan yang di Malendeng. Mereka akan diarahkan mesti buat saluran air sendiri. Harus diarahkan kemana Sawangan atau Manado. Kemudian yang korban banjir ada yang harus pindah. Jadi ini memang ada kesalahan teknis terkait pemerintah kota Manado tidak bisa dapat izin mereka berikan izin," jelasnya, Rabu (17/2).

Senada disampaikan Anggota Komisi III DPRD Sulut, Amir Liputo. Ia mengungkapkan, masalah analisis dampak lingkungan (amdal) di wilayah tersebut tidak lagi memungkinkan. Diakuinya, memang kalau masih sekitar 10 sampai 15 tahun lalu ketika keadaan topografi dan alam situ masih memungkinkan bisa dibuat bangunan. Namun kini dengan berkembangnta pemukiman di Taas dan Tingkulu maka air di gorong-gorong ini sudah tidak mampu ditampung oleh aliran. "Sehingga karena tidak bisa menampung, ini air meluap kemana mana. Itu yang menyebabkan banjir tahun ini di Taas dan Tingkulu sangat besar. Kita sudah periksa sangat tinggi debit air," jelasnya.

Ditegaskannya, komisi 3 telah bersepakat akan hearing dengan warga kemungkinan akan buat saluran air baru dan dibuang ke Desa Sawangan. Baginya, selama ini tidak diatur maka Taas dan Tingkulu masih akan mengalami banjir yang parah. Ada dua terowongan air cukup besar. Kalau AMDAL 15 tahun lalu masih memungkinkan kalau sekarang dengan perkembangan perlu ada review kembali. Kita akan panggil perusahaan, balai jalan, balai sungai dan warga di sekitar," kuncinya. (arfin tompodung)


Komentar

Populer Hari ini





Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting