Minsel Koleksi 44 Kasus DBD, 3 Meninggal


Amurang, MS

Teror Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Minahasa Selatan (Minsel) kian mengkhawatirkan. Sejak awal tahun 2021 ini, penyakit bawaan nyamuk aedes aegypti tersebut telah mencapai 44 kasus yang dicatat Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat. Tiga diantaranya berujung kematian.

Hal itu dibeber Kepala Dinkes Minsel dr Erwin Schouten. Menurut dia, jumlah 44 kasus DBD adalah data sejak Januari 2021 hingga Mei 2021. "Untuk Minsel, selang lima bulan terakhir dari Januari hingga Mei, sudah ada 44 kasus DBD. Sementara untuk korban meninggal karena DBD ini sudah ada tiga," ungkap Schouten saat ditemui di ruang kerjanya.

Diapun merinci, di bulan Januari terdapat 12 kasus DBD, Februari ada 7 kasus, Maret ada 12, April 7 dan bulan Mei 6 Kasus DBD. “Kebanyakan penderita tersebar di Motoling Raya dan Amurang Raya," jelasnya.

Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Yunike Panambunan menambahkan, khusus untuk upaya Dinkes dalam menekan kasus DBD terus dilakukan. Dia mengatakan, untuk melakukan fogging, harus ada beberapa unsur yang harus dipenuhi. "Kalau dari Dinkes, kalau sudah ada di atas 10 kasus dan disertai dengan suspect kemudian ditemukan jentik, baru bisa kita lakukan fogging," katanya.

Dia juga membeberkan, setiap tahunnya Dinkes melakukan evaluasi perihal fogging. Masalah yang ditemukan, ternyata Minsel paling tinggi kasus DBD tapi paling banyak juga membuat kegiatan fogging. “Berarti selama ini kegiatan fogging percuma, jadi tidak tepat kalau masyarakat tidak berupaya melakukan pencegahan terlebih dahulu," jelasnya.

Untuk itu dia berharap, masyarakat di Minsel harus memiliki kesadaran diri dalam program pemerintah yaitu 3M, menguras, menutup dan mengubur. “Jadi lebih tepat itu 3M dilaksanakan baik-baik oleh masyarakat. Jadi kalau masyarakat tahu menjaga supaya tidak ada tempat pembiakan nyamuk, tidak akan nyamuk Demam Berdarah. Apalagi cuaca saat ini hujan-hujan kemudian kesadaran masyarakat buang sampah sembarangan dan tidak ada upaya pelaksanaan 3M maka fogging dari Dinkes akan sia-sia. Jadi harus ada upaya di desa-desa untuk ada upaya sadar 3M, kemudian promosi kesehatan dari setiap Puskesmas juga sangat penting digencarkan," tandasnya. (david masengi)


Komentar

Populer Hari ini




Sponsors

Daerah

Sponsors

Mail Hosting