
Foto: Melky Jakhin Pangemanan
MJP Tak Percaya Kepala Dinkes Sulut
GERAK Dinas Kesehaan (Dinkes) Provinsi Sulawes Utara (Sulut)
disorot. Penanganan masalah kesehatan di tengah pandemi Corona Virus
Disease-2019 (Covid-19), jadi pemicu. Kritikan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) Sulut, pun meletup.
Anggota Komisi IV DPRD Sulut, Melky Jakhin Pangemanan (MJP) menyampaikan,
secara pribadi sangat yakin dengan penanganan Covid-19 di Indonesia terutama di
Sulut. Hanya saja, ia sudah terlanjur tidak percaya dengan dengan pengelolaan
dan penanganan yang dilakukan Dinkes, khususnya kepada Kepala Dinas
Kesehatan.
“Karena sudah beberapa kali, termasuk komunikasi. Tetap kita
dalam berbagai hal dalam rangka menangani pandemi ini perlu kerja kolaboratif
dan perlu kerja kolektif. Makanya ada ketidakpercayaan saya dengan berbagai
indikator,” terang Melky dalam rapat dengar pendapat yang digelar dengan Dinkes
Sulut, baru-baru ini, di ruang rapat Komisi IV DPRD Sulut.
Dari awal dirinya sudah mengingatkan kepada Pemerintah Provinsi Sulut. Tidak
hanya sekedar melawan pandemi Covid-19 dengan membiarkan Dinkes, bekerja
sendiri. Tapi diakuinya pula, semua tidak akan berjalan kalau dinas terkait
tidak menjalankan tugas dengan benar. “Upaya penanganan sejauh ini bisa membaik
sampai saat ini karena peranan aktif kabupaten kota yang berhasil menurunkan
level PPKM. Cara kami untuk melakukan perbaikan dengan memberikan kritikan yang
konstruktif. Kami akan membangun dengan narasi-narasi yang bisa membawa dampak
bagi daerah,” tuturnya.
Dia menjelaskan, ada beberapa indikator yang membuatnya tidak percaya lagi
kepada Dinkes Sulut. Salah satunya terkait dengan anggaran. Laporan terkait
dengan anggaran yang diberikan kepada mereka menurut Melky, tidak serapih
dengan dinas lainnya. “Ini seperti pertemuan di warung kopi, disodorkan data
yang tidak secara detail. Kalau Dikda (Dinas Pendidikan Daerah), datanya begitu
rapih bahkan banyak membicarakan pandemi di Sulut. Bagaimana inovasi
pembelajaran jarak jauh. Kalau seperti ini saya nilai cara kerja yang tidak
proifesional dalam rangka tertib administrasi. Dengan anggaran yang besar
harusnya punya implikasi terhadap pelayanan kesehatan di Sulut,” ucapnya.
(arfin tompodung)
Komentar