BPTD Sulut XXII Beri Pembimbingan Terkait Teknik Pengereman Kendaraan Besar


Manado, MS

Problem para sopir angkutan terus menjadi perhatian Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XXII Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. Edukasi kembali digelar dengan melaksanakan bimbingan teknis (bimtek) bagi para pengusaha angkutan barang di bumi Nyiur Melambai.

Bimtek yang diselenggarakan BPTD Wilayah XXII Provinsi Sulut dengan tema,  ‘Sistem dan Teknik Pengereman pada Kendaraan Bertonase Besar di Sulut’, Jumat (25/3), di Hotel Four Point Manado. Kepala BPTD Wilayah XXII Provinsi Sulut Reinhard Ronald SSIT MSI mengungkapkan, kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman ke para pengendara kendaraan bertonase besar. Begitu pula kepada para pelaku usaha yang ada di Sulut.  “Kita tahu bersama bahwa penyebab kecelakaan yang sering terjadi adalah disebabkan karena rem blong," ungkap Reinhard.

Dengan alasan itu sehingga pihaknya menganggap perlu untuk mengedukasi para pengemudi maupun pelaku usaha yang memiliki kendaraan angkutan. Tujuannya guna mengetahui hal yang seharusnya dapat dilakukan para pengendara. Khususnya dalam melakukan perjalanan agar terhindar dari musibah kecelakaan. "Semuanya kami edukasi agar niat kita bersama di Sulawesi Utara semua pengemudi maupun pelaku usaha tahu apa yang harus diperhatikan,” tegas Reinhard.

Ia berharap lewat kegiatan itu bisa memberikan dampak positif bagi pengendara juga pengusaha angkutan. Manfaatnya diharapkan bisa dirasakan para peserta. Meskipun diakuinya kegiatan yang merupakan pertama kali dilaksanakan tersebut kurang maksimal. Padahal banyak hal baru yang belum diketahui pada umumnya, bisa didapat dalam kegiatan tersebut. "Kami belum menjangkau keseluruhan pengemudi maupun pemilik kendaraan bertonase besar di Sulut untuk mendapatkan sosialisasi seperti ini," ujarnya.

Ke depan dirinya akan memprogramkan kegiatan yang lebih besar lagi. Ini untuk bisa menjangkau lebih banyak masyarakat yang memahami pentingnya keselamatan berlalu lintas. "Tujuannya agar semua tahu dan paham karena ini berangkat dari ketidaktahuan tapi resikonya bisa kecelakaan yang bisa menyebabkan kehilangan nyawa,"  tandasnya.

Senior Investigator KNKT, Ahmad Wildan salah satu pemateri dalam kegiatan tersebut mengatakan, agar supaya tidak terjadi rem blong salah satunya mereka harus memahami prosedur mengemudi di jalan menurun. Larangannya di jalan menurun menurut dia, pertama, tidak boleh menggunakan gigi tinggi dan tidak boleh rem berkali-kali. "Rem itu hanya memindahkan jarum dari zona merah ke zona putih. Rem sekali saja. Tidak boleh rem panjang, ini yang membuat rem blong terjadi. Jadi ketika menurun, dia justru tak boleh gas, tidak boleh rem, tidak boleh injak kopleng. Kakinya free. Yang menahan kendaraan itu engine brake, exhaust brake dan atau retarder," jelas Wildan.

Menurutnya, pengendara harus bisa memahami bagaimana rem jalan datar dan menurun. Kalau di jalan datar gunakan rem pedal. Sementara di jalan umum gunakan rem pembantu. "Pahami jenis kanvas rem. Ini juga berdampak kepada terjadinya rem blong," tutur Ahmad.

Hadir juga dalam kegiatan sebagai Narasumber adalah Direktur Sarana Transportasi Jalan Danto Restyawan, Dirlantas Polda Sulut Kombes Pol Roberto Pardede, Kadishub Sulut Izak Rey serta Kepala BPTD Wilayah XXII Sulawesi Utara Reinhard Ronald. Hadir mewakili Gubernur Olly Dondokambey Assisten II Praseno Hadi yang turut memberikan sambutan. (arfin tompodung)


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting