
TREN KASUS POSITIF COVID TIGA PROVINSI MENINGKAT, SULUT WASPADA
Jakarta, MS
Rantai penyebaran virus Corona di Tanah Air belum putus. Tren lonjakan
kasus positif masih terjadi. Menghambat gerak Coronavirus Disease 2019
(Covid-19), program vaksinasi digedor pemerintah. Penerapan protokol kesehatan
(prokes) kian dibumikan.
Gejala lonjakan kasus positif Covid-19, bukan merupakan kabar
mengejutkan. Itu karena indikasi peningkatan kasus positif di akhir tahun 2021,
sudah diprediksi para ahli. Makanya, upaya menghambat pergerakan virus
mematikan ini, gencar dilakukan pemerintah. Selain vaksinasi dalam rangka
mewujudkan heard immunity atau kekebalan kelompok, pelaksanaan prokes masif disosialisasikan.
Informasi tren peningkatan kasus positif di Tanah Air dibeber Satuan
Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19. Diakui Juru Bicara (jubir) Wiku Adisasmito,
kasus Covid di tiga provinsi mulai meningkat dalam sepekan terakhir.
"Merujuk pada tren kasus positif di 34 provinsi, terdapat 3
provinsi yang menunjukkan tren peningkatan di minggu terakhir, yaitu Jawa
Barat, Gorontalo dan Maluku Utara," ungkapnya dalam konferensi pers yang
disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (2/11), seperti dikutip
dari merdeka.com.
Sementara itu, menurut Wiku, tercatat ada enam provinsi mengalami peningkatan kasus Covid-19 pada dua pekan lalu. Yakni Bengkulu, Lampung, DI Yogyakarta, Banten, Sulawesi Barat, dan Papua.
"Hal ini perlu diantisipasi dan terus dievaluasi agar tidak
kembali meningkat di minggu berikutnya," sambungnya.
Untuk menghadang tren peningkatan, Wiku menekankan, vaksinasi Covid-19
harus terus ditingkatkan di seluruh provinsi di Indonesia. Vaksinasi berperan
penting membentuk kekebalan tubuh untuk mengurangi sakit berat saat terinfeksi
Covid-19. "Namun, tetap perlu diingat vaksinasi saja tidak cukup untuk
menekan penularan. Di tengah aktivitas yang mulai normal, seluruh aktivitas
masyarakat harus menerapkan disiplin protokol kesehatan secara ekstra agar
tidak membuka celah terjadinya penularan," pesannya.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM
UI) ini mencontohkan Singapura dan Australia. Kedua negara tersebut telah
melakukan vaksinasi lengkap kepada masyarakatnya cukup tinggi, namun masih
menghadapi lonjakan kasus Covid-19 karena rendahnya protokol kesehatan. "Peningkatan
kasus karena kendurnya prokes, terutama penggunaan masker," ucap Wiku.
Merujuk peta perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia pada Selasa
(2/11) kemarin, seperti dikutip dari CNNIndonesia, DKI Jakarta, Jawa Barat
(Jabar) dan Jawa Timur (Jatim), tercatat menjadi menjadi tiga provinsi
penyumbang kasus Covid-19 harian tertinggi di Indonesia. Ketiganya juga menjadi
provinsi dengan kasus Covid-19 melebihi 70 orang yang dilaporkan.
Rinciannya, DKI Jakarta dengan 77 kasus Covid-19, Jabar dengan 75 kasus,
dan Jatim dengan 74 kasus. Sementara secara nasional, Satgas Penanganan
Covid-19 mencatat Indonesia mengalami penambahan kasus positif corona baru
sebanyak 612 kasus.
Satgas juga mencatat, 15 provinsi lainnya menyumbang kasus Covid-19
baru dengan rentangan 10-70 kasus dalam sehari. Sementara itu, 14 provinsi
lainnya mencatatkan penambahan kasus di bawah 10. Adapun dua provinsi yakni
Gorontalo dan Maluku nihil penambahan kasus Covid-19 pada Selasa kemarin.
Lebih lanjut, terdapat satu provinsi yang menyumbang kasus kematian
harian terbanyak adalah Jateng dengan 7 kasus kematian akibat covid-19 yang
dilaporkan dalam kurun waktu 1 x 24 jam. Dilanjutkan Jabar yang melaporkan 6
kasus kematian covid-19.
Sementara itu, 13 provinsi mencatatkan penambahan kasus kematian Covid-19
di bawah 5 kasus. Selanjutnya, 19 provinsi tidak mencatatkan kasus kematian
pada hari ini. Mereka yakni DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara, Bangka
Belitung, dan Bali. Kemudian, Nusa Tenggara Barat, Papua, Papua Barat, Maluku,
Maluku Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi
Tengah, Jambi, Sulawesi Tenggara, Bengkulu, Kepulauan Riau, dan Gorontalo.
Adapun data harian yang dirilis Satgas Covid-19 pada Selasa (2/11), terdapat penambahan kasus covid-19 baru sebanyak 612 orang. Sementara untuk kasus sembuh terdapat penambahan sebanyak 868 kasus, dan 34 kasus meninggal baru. Sehingga secara kumulatif, sebanyak 4.245.373 orang dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Dari jumlah itu sebanyak 4.090.287 orang dinyatakan pulih, 11.629 orang menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri, sementara 143.457 lainnya meninggal dunia.
VAKSINASI
DIGEDOR
Prediksi lonjakan kasus positif Covid-19 di akhir tahun 2021, langsung
diseriusi. Pemerintah giat melakukan vaksinasi serentak di seluruh penjuru
negeri. Kekebalan kelompok disasar.
Dilansir dari merdeka.com, Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan
penduduk Indonesia yang telah menjalani vaksinasi dosis pertama hingga Selasa (2/11),
pukul 12.00 WIB mencapai 120.887.847 jiwa.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 yang diterima di Jakarta, Selasa,
terdapat penambahan sebanyak 835.260 jiwa yang mendapat vaksinasi dosis
pertama. Sementara jumlah penerima vaksin dosis kedua bertambah 716.740 jiwa.
Dengan tambahan tersebut, maka warga yang telah mendapat vaksinasi dosis kedua
mencapai 74.805.667 jiwa. Adapun mereka yang mendapatkan vaksinasi dosis
ketiga, utamanya para tenaga kesehatan, mencapai 1.142.465 jiwa atau bertambah
4.277 jiwa. Pemerintah menargetkan vaksinasi Covid-19 mencapai 208.265.720 jiwa
untuk membentuk kekebalan kelompok sehingga pandemi Covid-19 dapat segera
teratasi.
Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) terpilih Adib Khumaidi mengatakan, distribusi vaksin dan sosialisasi dari tokoh masyarakat, tokoh agama dan pejabat daerah menjadi hal yang penting untuk memperluas cakupan vaksinasi hingga 100 persen untuk dosis pertama pada akhir tahun. "Salah satu upaya paling penting adalah peran tokoh agama, tokoh masyarakat dan pejabat pemerintah," kata Adib.
Menurut dia, ajakan dari tokoh agama dan tokoh masyarakat serta
pejabat pemerintah bisa mengundang banyak masyarakat untuk mau divaksinasi
tanpa diminta. Hal itu, katanya, sangat membantu ditambah dengan dukungan para
tenaga kesehatan di seluruh daerah Indonesia.
Hal lain yang menjadi perhatian, kata Adib, adalah ketersediaan vaksin
itu sendiri di setiap daerah Indonesia. Menurutnya, cakupan vaksinasi di
berbagai daerah Indonesia masih kurang dibandingkan dengan kota-kota besar yang
sudah mencapai target.
Dalam berbagai kesempatan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui jika
pandemi Covid-19 belum berakhir. Untuk itu, dia meminta seluruh jajaran
termasuk Kepala Daerah se-Indonesia untuk terus mensosialisasikan disiplin prokes
dan pelaksanaan vaksinasi.
Arahan Presiden merujuk tren kenaikan kasus Covid-19 terjadi di
beberapa negara besar. “Saya mengingatkan untuk mempercepat vaksinasi dan terus
mematuhi protokol kesehatan,” ungkapnya.
KASUS
COVID DI SULUT MELANDAI, TETAP WASPADA
Tren kasus positif Covid-19 di Sulawesi Utara (Sulut) melandai. Meski
begitu, ‘lonceng’ kewaspadaan patut dibunyikan. Apalagi, Satgas menyebut adanya
gejala peningkatan kasus positif di tiga provinsi pada minggu terakhir ini. Termasuk
Gorontalo yang merupakan provinsi tetangga.
“Meskipun terjadi penurunan kasus namun pemerintah
lewat Satgas Covid-19 tetap mengimbau agar masyarakat bisa tetap mematuhi
protokol kesehatan yang ada. Pandemi Covid-19 belum berakhir, tetap patuhi
protokol kesehatan dengan menerapkan 5M untuk memutus mata rantai penularan
Covid-19,” tandas Satgas Covid-19 Provinsi Sulut Bagian Kehumasan,
dr Steaven P Dandel MPH, dalam berbagai kesempatan.
Hal senada juga disampaikan Gubernur Sulut Olly
Dondokambey. Bagi dia, maksud dengan adanya penurunan level PPKM di sejumlah
daerah di Sulut bukan berarti mengabaikan prokes. Penurunan level hanya
berpengaruh pada kelonggaran jam beraktivitas. "Diperlonggar. Tapi
longgarnya jamnya. Tetap protokol kesehatan di tempat-tempat umum harus kita
sadari. Misalnya di restoran tetap protokol itu kita jalani. Jangan langsung
penuh. Juga waktu kita buka lebih luas. Kalau dulu jam 8, sekarang bikin jam
9," tegasnya.
Dirinya tak henti menyampaikan kepada masyarakat
supaya disiplin terhadap Covid-19. Semuanya dikembalikan kepada masyarakat
untuk memperhatikan dan menjalani secara ketat prokes Covid. “Kesadaran
masyarakat sangatlah penting, untuk bersama-sama memutus mata rantai Covid-19.
Protokol Kesehatan harus dijalankan,” ucap Olly mengingatkan.
Sebelumnya, warning peringatan Covid-19 di Sulut ditegaskan
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Ganip Warsito.
Warga Nyiur Melambai diingatkan untuk mewaspadai potensi gelombang ketiga ledakan
kasus corona. Kondisi itu kans terjadi pada akhir tahun.
Itu dikatakan Ganip sebagaimana pendapat para ahli bahwa ledakan kasus dapat terjadi di akhir tahun. "Ancaman gelombang ketiga, diprediksi oleh para ahli akan terjadi di bulan Desember,” ungkapnya, ketika meninjau Posko Relawan Sulut Hebat Kompak Lawan Covid-19 di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Sulut, pada awal Oktober lalu.
Disebutkannya, bulan Desember bertepatan dengan
dua momentum besar yakni Hari Raya Natal dan pergantian tahun atau Tahun Baru.
Pada periode tersebut, akan berpotensi memicu keinginan masyarakat untuk
beraktivitas di luar ruangan. Di samping itu, akhir tahun juga masih masuk
dalam periode pergantian cuaca, yang mana hal itu juga mempengaruhi daya tahan
tubuh sehingga mudah terserang penyakit. “Karena di situlah saat Natal dan
Tahun Baru, adanya pergantian cuaca. Ini yang menjadi suatu ancaman peningkatan
Covid-19,” terang Ganip.
Meski begitu, ia optimis bahwa hal itu dapat
dicegah dan dikendalikan sehingga tidak terjadi. Dijelaskan, kunci pencegahan
dan mitigasi penularan Covid-19 sudah diketahui, yakni dengan penerapan prokes yang
ketat dan vaksinasi. Dua dasar ini merupakan hal yang harus senantiasa
dilaksanakan demi mencegah terjadinya ledakan kasus di akhir tahun, sebagaimana
menurut prediksi para ahli. “Tapi saya yakin dengan kekuatan dan pola
penanganan yang sudah ditemukan, maka kita boleh yakin Desember tidak akan
terjadi gelombang ketiga,” terang Ganip.
“Perkuat protokol kesehatan, perkuat tracing,
tracking dan treatment nya, kemudian perkuat vaksinasinya. Tiga itu rumusnya.
Kalau itu kita sudah oke, saya yakin kita bisa mengendalikan Covid-19 ini,”
kuncinya.
Diketahui, per 1 November, kasus konfirmasi
positif di Sulut mencapai 34.526 orang. Kasus sembuh 33.145 orang, kasus
meninggal 1032 orang dan kasus aktif 349 orang. Jadi, angka kesembuhan adalah
96 persen, angka kematian 2,99 persen dan kasus aktif 1,01 persen.
Masih data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi
Sulut hingga 1 November, jumlah vaksinasi Covid-19 dosis 1 telah mencapai
1.218.792 orang. Selanjutnya, dosis 2 yakni 703.981 dan dosis 3 yakni 13.306.
Total warga Sulut yyang sudah divaksin 1.936.079 orang.(cnn/merdeka/tim ms)
Komentar