Adaptasi Digital, Kunci Pengembangan Usaha Kecil di Kawasan Wisata Religi Bukit Kasih
PKM FEB Unsrat dengan Pelaku Usaha Kecil di Bukit Kasih
Manado,
MS
Pandemi Covid-19 masih berlangsung dan
melanda dunia, kondisi ini telah menimbulkan resesi ekonomi dunia. Di Indonesia
penyebaran virus ini telah berdampak pada berbagai sektor, termasuk sektor
ekonomi. Sebagian besar sektor penunjang
ekonomi terkena dampak dari pandemi ini, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif
atau usaha kecil merupakan sektor penunjang ekonomi yang mengalami dampak yang
signifikan.
Di
Sulawesi Utara khususnya Bukit Kasih Kanonang, ikon wisata religi di Desa
Kanonang kecamatan Kawangkoan Barat ini paling keluh merasakannya. Sejak
berdiri, objek wisata ini telah menjadi sandaran ekonomi oleh warga sekitar.
Namun, pandemi Covid-19 yang mewabah telah
memberi dampak pada kunjungan wisatawan yang turut mempengaruhi pendapatan para
usaha kecil di Kawasan wisata ini.
Menanggapi
persoalan tersebut, Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sam
Ratulangi (Unsrat), Dr Debby Ch.Rotinsulu SE MSi, dan Jacline I. Sumual SE MSi,
membedahnya lewat Program Kemitraan Masyarakat (PKM).
Dalam
PKM, kedua akademisi FEB Unsrat mengupas masalah yang mendera para pelaku usaha
kecil di Bukit Kasih selama ini. Yakni, belum adanya kelembagaaan usaha, manajemen
usaha sederhana dan masih menggunakan pemasaran secara konvensional.
Maka
dari itu, lewat PKM kedua akademisi memberikan pemecahan masalah melalui
penyuluhan dan pelatihan kepada pelaku usaha (mitra) untuk pengelolaan kelembagaan,
manajemen usaha yang baik dan pemasaran dengan konsep digitalisasi.
Menurut Rotinsulu, bergesernya tren
pariwisata di Sulawesi Utara harus dipahami secepatnya.
“Agar dapat bertahan, para pelaku usaha kecil
harus berinovasi seiringan dengan pergeseran perilaku dan kebiasaan para
konsumen,” kata Dekan FEB Unsrat ini.
Sementara itu, Sumual menekankan pada
penggunaan media sosial sebagai sarana alternatif untuk pemasaran bagi para
pelaku usaha.
“Sejak Covid-19, warga di daerah lain telah
memanfaatkan media sosial untuk memasarkan jualan mereka. Dan, hasilnya sangat
memuaskan karena jangkauannya semakin luas,” kata Sumual.
Untuk diketahui, di tengah pandemi sekitar
70% orang menggunakan layanan food online (delivery, take away, dan catering)
dan belanja online.(juna kalalo)
Komentar