Foto: Steven Kandouw
Sulut Fokus Tekan Stunting, Bolmong Cs Digenjot
MASALAH
stunting masih melilit Tanah Air. Berbagai strategi penanganan dijabal. Itu dilakukan
secara komprehensif, masif dan terstruktur. Termasuk di Provinsi Sulawesi Utara
(Sulut).
Hal itu
diakui Wakil Gubernur (Wagub) Sulut, Steven Kandouw. Dia bilang, masalah
stunting menjadi perhatian serius pemerintah pusat khususnya Presiden Joko
Widodo (Jokowi).
“Masalah
stunting ini selalu di-underline pak presiden baik di rapat pleno dan kegiatan
lainnya. Masalah stunting selalu ditanyakan. Itu jadi perhatian serius
pemerintah pusat, agar kita terus gelorakan upaya penurunan stunting,” aku
Steven, baru-baru ini.
Di Sulut,
lanjut Steven, ada empat kabupaten yang menjadi lokus penurunan stunting, yakni
Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Bolaang Mongondow (Bolmong), Bolmong Selatan
(Bolsel) dan Bolmong Utara (Bolmut). “Tapi, bukan berarti 11 kabupaten/kota
lainnya tidak di-underline. Kita harus perhatikan hal ini, karena semua juga
berpotensi,” terangnya.
Bagio
Steven, ada sejumlah hal penting yang patut diperhatikan pemerintah daerah
(pemda), baik provinsi, kabupaten/kota dan stake holder terkait. “Pertama soal
data. Ini penting, dan tidak boleh main-main soal data. Datanya harus akurat,
perlu koordinasi tentunya supaya program ini tepat sasaran dan berjalan baik,” tandasnya.
“Kedua, soal
infrastruktur yang perlu diperhatikan bersama. Masalah stunting harus
terintegrasi karena spektrumnya luas. Ini juga masalah infrastruktur, masalah
sanitasi misalnya. Ini juga menyangkut kebersihan,” sambung dia.
Kemudian, Steven
menyebut yang ketiga yakni kultur yang mempengaruhi potensi timbulnya stunting.
“Pernikahan dini contohnya. Ini bahaya kalau sampai jadi kultur atau budaya.
Sudah pasti, 50 persen anak yang lahir dari pernikahan dini berpotensi
stunting. Masalah ekonomi dan perceraian juga berpotensi terjadi,” beber Wagub.
Meski
begitu, Steven mengapresiasi adanya upaya lewat konvergensi, yaitu tindakan
yang dilakukan secara terintegrasi terkoordinasi. “Masyarakat kita harus
diendors, baik soal kebersihan dan keimanan mesti berjalan seiringan. Tokoh-tokoh
agama harus dilibatkan agar efektif penanganan stunting,” pungkas Ketua Tim
Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Sulut ini.
Terpisah, Kepala
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sulut, Jenny Karouw
dalam laporannya menjelaskan, kabupaten lokus yakni apa saja yang sudah baik
dan perlu ditingkatkan. “Berbagai hal yang inspiratif, replikatif dan inovatif
dalam pelaksanaan konvergensi penurunan stunting di Provinsi Sulut dilakukan
dengan memfasilitasi sharing pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh
kabupaten/kota se Sulut,” koarnya.
Maksudnya,
lanjut Jenny, sebagai pembelajaran dalam meningkatkan kualitas dan hasil
pelaksanaan 8 aksi konvergensi. “Selain itu untuk mengapresiasi kinerja
kabupaten lokus dalam upaya percepatan penurunan stunting di Sulut,” ungkapnya.
Dia juga mengakui,
stunting masih tinggi dengan catatan 21,6%. “Laporan dari Puskesmas angka
previlanesi stunting mencapai 3.134 atau 3, 10 persen,” lugas Jenny sembari
menambahkan penilaian empat kabupaten lokus, dibarengi dengan pelaksanaan
pameran yang menampilkan berbagai upaya menekan stunting.(sonny dinar)
Komentar