Minut, MS

General Manager Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi Defiar Anis, akan menindaklanjuti keluhan warga terkait keberadaan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), di Minahasa Utara (Minut). Nantinya dalam menangani polemik yang timbul tersebut, pihaknya berjanji bakal mengedepankan upaya persuasif. 

"Kita akan mengedepankan upaya persuasif terhadap warga yang tanahnya akan dilewati oleh jaringan SUTT Likupang," ujar Anis via chat ke redaksi Media Sulut, Jumat (29/7). 

Diketahui, Hernie salah satu warga Desa Tetey, Kabupaten Minut mengeluhkan sikap PLN UIP Sulut dalam memediasi terkait pembangunan tower tersebut. Hal ini disampaiakan langsung warga yang halaman rumahnya dilewati oleh jaringan SUTT.

Menurutnya, ia sangat mendukung pembangunan yang ada di Minut namun sebagai warga, dirinya berharap keluhan mereka juga dapa didengar. "Khususnya pembangunan tower SUTT oleh PLN, dimana jaringan yang dibangun akan melewati pekarangan rumah kami sehingga bila ada hal yang yang kami inginkan PLN UIP Sulut bisa mempertimbangkan," tuturnya. 

Ia mencontohkan, seperti pohon durian miliknya yang selama ini, telah memberi penghasilan untuk kehidupannya yang cukup diandalkan setiap bulannya. "Seharusnya PLN UIP Sulut bisa memberikan ganti untung bukan ganti rugi," ungkapnya. 

Sementara salah satu warga yang pekarangannya juga dilewati jaringan pembangunan SUTT, sangat menyayangkan sikap arogansi karyawan PLN UIP Sulut. Tanpa mediasi langsung menyodorkan kwitansi ganti rugi. "Dan bila dana tersebut tidak disetujui, silahkan dananya diambil langsung ke pihak kejaksaan. Hal ini kan merupakan sikap dan etika yang tak terpuji, padahal kami tidak menolak," ujar warga tersebut yang namanya enggan 'dipublish'.

Ditambahkan pula, bila pihak PLN UIP Sulut melakukan mediasi dengan baik dan mau mendengar keluhan warga tentu semua akan berjalan lancar. Tidak bersikap seperti saat ini. "Catat! Bahwa kami mendukung upaya pembangunan PLN dalam memberikan listrik di negeri ini," pungkasnya. (yaziin solichin)