Bantah Mahfud, PPP: Ma’ruf Tak Pernah Ancam Jokowi


Wasekjen PPP Ahmad Baidowi mengaku tidak melihat ada ancaman dari Ketua MUI Ma’ruf Amin kepada Presiden Joko Widodo agar kader NU dipilih menjadi calon wakil presiden. Dia menilai tudingan Mahfud MD yang menyebut Ma’ruf menyatakan NU tidak bertanggung jawab apabila bukan kader yang menjadi cawapres Jokowi hanya muncul dari elit PBNU.

 

Pernyataan NU tersebut disampaikan oleh Ketua PBNU Robikin Emhas. Tudingan soal adanya ancaman dari Ma’ruf tersebut diungkap oleh Mahfud MD dalam sebuah acara talkshow. Mahfud mengklaim mendapat informasi tersebut dari Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

 

"Ya kami tidak melihat sebuah ancaman begitu karena kalau ancaman itu kan mengancam Presiden berbahaya juga. Tetapi melihat organisasi NU ada orang-orangnya di dalamnya, ada elit-elitnya dan elit-elitnya kebetulan pelaku politik gitu," kata Awiek di Media Center Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Rabu (15/8).

 

"Sama misalkan saya memiliki organisasi lain di luar PPP menggunakan organisasi tersebut saya diidentifikasi sebagai oknum dari organisasi tersebut bisa saja. Asalkan tidak menggunakan institusi itu secara resmi," ujarnya.

 

Oleh karena itu, Awiek mengatakan ancaman tersebut bukan sikap resmi dari PBNU. Lagipula tidak ada surat resmi dari PBNU ke Jokowi yang menyatakan akan lepas tangan andai kader NU tak menjadi cawapres Jokowi.

 

"Saya nyambung juga tadi disampaikan terkait dengan sikap tersebut kalau sikap PBNU itu resmi kalau itu kan informal. Jadi tidak menjadi sebuah catatan sebenarnya bisa dianggap ya namanya politik ya begitu," tegasnya.

 

Awiek menganggap ucapan Robikin itu hanya bagian dari gimmick politik. Hal serupa juga dilakukan oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang menyatakan Jokowi sulit menang jika tidak menggandengnya sebagai cawapres.

 

"Ya itu sekali lagi itu kan gimmick politik. Sama dengan Cak imin bilang kalau tidak menggandeng saya tidak akan, sulit untuk terpilih," ungkapnya.

 

Atas polemik ini, dia meminta awak media mengkonfirmasi langsung ke Cak Imin. "Ya sekali lagi itu perlu diklarifikasi dan dikonfirmasi kepada sumber yang mengatakan. Kalau Pak Mahfud Pak Mahfud tidak mendengar langsung dari Prof Ma’ruf amin tapi dari seseorang dari Cak imin tinggal dikonfirmasi," tandas dia.

 

Mahfud MD mengungkap alasan dirinya batal menjadi bakal calon wakil presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk Pilpres 2019. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini mengungkap dirinya batal menjadi cawapres di detik-detik akhir pengumuman cawapres yang dilakukan oleh Presiden Jokowi beserta petinggi partai politik koalisi di Restoran Plataran Menteng,Jakarta, Kamis (9/8) lalu.

 

Mahfud bercerita dirinya batal menjadi cawapres diwarnai dengan ancaman bahwa NU tidak bertanggung jawab apabila bukan kader NU yang menjadi cawapres Jokowi. Mahfud bercerita informasi hal ini didapat oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) saat keduanya melakukan pertemuan.

 

Saat bertemu dengan Cak Imin, Mahfud diberi tahu justru Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin yang menyampaikan ancaman jika NU bakal ‘lepas tangan’ andai kader NU tak menjadi cawapres Jokowi.

 

"(Ancaman) itu dibantah, padahal pernyataan itu (ancaman) yang menyuruh itu kiai Ma’ruf Amin. Bagaimana saya tahu kiai Ma’ruf Amin? Muhaimin yang bilang ke saya," kata Mahfud dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC) yang disiarkan secara langsung oleh TV One, Selasa (15/8).

 

"Terus saya tanya gimana main ancam-ancam? ‘Itu yang nyuruh kiai Ma’ruf’," kata Mahfud menceritakan pernyataan Cak Imin. (mrd)


Komentar


Sponsors

Daerah

Sponsors


Mail Hosting