Wamendag: Sinergi Kunci Bangun Ekosistem SRG Untuk Sejahterakan Petani
Bandung,MS
Wakil Menteri
Perdagangan Jerry Sambuaga menyatakan diperlukan sinergi dengan berbagai pihak
untuk membangun ekosistem sistem resi gudang (SRG) di Indonesia. Melalui
sinergi tersebut, SRG dapat dilaksanakan secara optimal sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan para petani di Indonesia.
Hal ini disampaikan Wamendag Jerry saat membuka Public
Hearing “Membangun Ekosistem Sistem Resi Gudang di Indonesia” yang digelar
secara hibrida pada hari ini, Jumat (17/9). Kegiatan ini diselenggarakan Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan
bekerja sama dengan PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI).
Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Arifin Soedjayana. Sebagai pembicara antara lain Kepala Biro Pembinaan dan Pengawasan SRG dan Pasar Lelang Komoditas (PLK) Widiastuti, Direktur Utama PT KBI Fajar Wibhiyadi, SVP Commercial Banking Bank Mandiri Nita Prihutaminingrum, Chairman BUMN Center Universitas Padjajaran Bandung Yudi Azis, CEO ayoIndonesia.com Robert Purba, serta sebagai moderator Ahli Utama Pemeriksa Perdagangan Berjangka Komoditi Nusa Eka.
“Kemendag telah membangun SRG sejak 2006 untuk membantu
mengatasi tantangan petani daerah yang kesulitan dalam mendapatkan harga yang
menguntungkan saat panen. Hal ini salah satunya disebabkan karena petani tidak
mempunyai gudang untuk menyimpan hasil pertanian. Untuk itu, Kemendag memberikan
solusi dengan membangun gudang SRG sebagai instrumen tunda jual untuk membantu
kesejahteraan petani,” jelas Wamendag Jerry.
Wamendag Jerry menyampaikan, untuk mendukung pelaksanaan
SRG, Kemendag telah membangun gudag SRG beserta sarananya melalui APBN di
daerah sentra produksi. “Saat ini terdapat 123 gudang SRG yang dibangun
Kemendag di berbagai daerah di Indonesia. Melalui SRG petani dapat menyimpan
komoditas selama 3—5 bulan dan dijual kembali ketika harga menguntungkan,”
ujarnya.
Wamendag menyebut, SRG dapat digunakan sebagai instrumen
sistem pembiayaan perdagangan melalui pemberian kredit untuk petani. Selain
itu, SRG menjadi solusi untuk permasalahan kelebihan suplai. “SRG bermanfaat
untuk menjaga stabilitas harga komoditi di pasar dan menjadi instrumen
Pemerintah untuk persediaan pangan nasional,” ucapnya.
daerah yaitu dukungan
pemerintah pusat dan daerah serta lembaga SRG; pengelola gudang yang mandiri
dan profesional, dukungan infrastruktur pendukung, terciptanya jaringan
pemasaran, serta kelembagaan petani/nelayan/peternak di lokasi gudang SRG.
“Faktor tersebut akan membentuk ekosistem yang akan
menunjang pelaksanaan SRG yang nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat
ekonomi bagi masyarakat luas. Merupakan pekerjaan rumah bagi kita bersama untuk
membentuk ekosistem yang dapat mendukung pengembangan ekonomi untuk masyarakat
ini semakin luas,” tutup Wamendag Jerry.
Sementara itu, Dirut PT KBI Fajar Wibhiyadi mengatakan, KBI
sebagai pusat registrasi resi gudang berkewajiban melakukan pencatatan,
penyimpanan, pemindahbukuan kepemilikan, pembebanan hak jaminan, pelaporan
serta penyediaan sistem dan jaringan informasi resi gudang dan derivatif resi
gudang. Selain itu, KBI terus melakukan edukasi dan sosialisasi tentang
pemanfaatan SRG bersama pemangku kepentingan, khususnya ke daerah sentra
komoditas.
“Seiring dengan perkembangan teknologi, KBI telah
memperbarui aplikasi registrasi yaitu IsWare NextGen, dengan menggunakan
teknologi Blockchain, dan Smart Contract. Dengan aplikasi ini, para pemilik
komoditas dapat melakukan registrasi dengan mudah dan aman,” ucap Fajar.
Fajar melanjutkan, pusat registrasi resi gudang merupakan
perwujudan dari tugas KBI sebagai akselerator ekonomi masyarakat. “Untuk itu,
KBI telah menjalankan program kemitraan dalam lingkup tanggung jawab sosial dan
lingkungan melalui pembiayaan untuk pemilik barang yang menyimpan di gudang
resi gudang (RG) sebagai bukti kepemilikan barang yang dijaminkan,” pungkasnya.
Terkait program kemitraan dengan jaminan resi gudang yang
dijalankan KBI, hingga Agustus 2021 jumlah jaminan resi gudang melalui program
kemitraan tercatat sebesar Rp 5,3 miliar untuk 14 resi gudang yang berasal dari
97 mitra. Nilai ini naik 3,9 persen dari sepanjang 2020 yang tercatat sebesar
Rp 5,1 miliar untuk 7 resi gudang dengan 95 mitra.
Hingga 2021, pelaksanaan SRG telah mencakup 20 komoditas,
yang terdiri atas komoditas pangan pertanian, perkebunan, perikanan, dan
pertambangan dan telah dilaksanakan di 118 kabupaten/kota yang tersebar di 25
provinsi di Indonesia.
Terdapat peningkatan partisipasi pelaku usaha komoditas
dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2021, terdapat 96 pengelola SRG yang telah
mendapatkan persetujuan dari Bappebti, 153 Gudang SRG, serta 70 Lembaga
Penilaian Kesesuaian SRG yang mendukung pelaksanaan SRG di Indonesia.
Peningkatan ini berdampak pada peningkatan nilai pemanfaatan SRG dalam tiga
tahun terakhir.
Pada periode
Januari—September 2021, nilai transaksi
resi gudang mencapai Rp329,21 miliar tumbuh 169 persen dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini diikuti naiknya pembiayaan berbasis
SRG yang disalurkan yaitu mencapai Rp233,02 miliar atau naik 205 persen
dibandingkan periode yang sama sebelumnya.(yaziin Solichin)
Komentar