
Alumni 212 Tolak AHY Cawapres Prabowo
Rencana Partai Demokrat menyandingkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Prabowo Subianto, dapat perlawanan. Itu muncul dari Persaudaraan Alumni 212, organisasi yang sukses menumbangkan Basuki Tjahaja Purnama di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI. Jalan AHY menuju kursi calon wakil presiden (Cawapres), terancam ditutup.
PA 212 meminta Partai Demokrat tidak menyodorkan AHY sebagai cawapres Prabowo Subianto. "Bergabung, tapi dengan catatan tidak mengubah hasil Ijtima Ulama. Dikarenakan juga AHY posisinya sama dengan Prabowo Subianto, sama-sama berlatar belakang militer dan memang elektabilitas AHY pun tak bisa membantu," ucap Juru Bicara PA 212 Novel Bamukmin, Minggu (5/8) kemarin.
Novel menyebut selain alasan elektoral, penolakan terhadap AHY juga disebabkan kekecewaan terhadap Demokrat dan Tuan Guru Bajang Zainul Majdi yang sempat mendekati petahana Joko Widodo. "Harga mati buat kami yang mendukung Jokowi pasti kami tolak. Namun ternyata Demokrat masih mau bergabung kembali walau sebagai pemain baru, sedangkan TGB jelas tulen keberpihakannya," tutur Novel.
Menanggapi pernyataan PA 212, Sekjen Demokrat Hinca Pandjaitan, pasrah. Demokrat menyerahkan sepenuhnya ke Prabowo untuk memilih calon pendampingnya di Pilpres 2019.
"Kita menghormati semua pikiran dan pandangan ini sangat demokratis. Tetapi kita juga percaya betul dan karena itu sikap Demokrat menyerahkan sepenuhnya kepada Capres Prabowo. Jadi biarkan dia yang mengambil keputusan," katanya.
Demokrat juga tak terganggu dengan adanya usulan Itjima Ulama yang mengusulkan Ustaz Abdul Somad dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri sebagai Cawapres Prabowo.
"Bagaimana mungkin mengganggu, karena itu keputusan ada di tangan Pak Prabowo," ujar Hinca.
Adapun nama cawapres Prabowo yang disebut sebut ialah Ustadz Abdul Somad, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, Kogasma Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Demokrat pun tak mengintervensi Prabowo untuk meminang AHY.
"Yang paling tahu Pak Prabowo paling tidak kalau anda tanyakan di Demokrat atau nama nama yang sudah beredar itu biarkanlah Pak Prabowo yang mengambil sikap dan keputusannya," tandas Hinca.(mdk)
Komentar