Kapasitas Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara (Sulut) dipandang penting untuk dilengkapi dengan pendidikan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas). Belajar di dalamnya dinilai bisa membuat para wakil rakyat dibekali wawasan kebangsaan. 

Masuk dalam pendidikan Lemhanas dianggap bisa menambah segudang ilmu bagi anggota dewan. Seperti ilmu politik dan ilmu sosial bisa didapat dari Lemhanas. Makanya, seorang legislator dinilai sangat wajar bila mendapatkan kesempatan mengikuti pendidikan Lemhanas. "Soal teknisnnya, entah secara reguler, secara tentatif atau dalam bentuk yang lain, kita akan koordinasikan dengan Lemhanas. Saya harap teman-teman di DPRD untuk mendukung supaya ada kebanggaan sendiri bagi kita karena  masuk Lemhanas tidak gampang," ungkap Anggota DPRD Sulut, Fanny Legoh, Senin (6/8), di ruang kerjanya.

Ia mengungkapkan, banyak birokrat yang mengikuti juga tidak lulus. Mereka yang lulus mesti mencapai angka yang terbaik. "Seperti Roy Roring, Ramoy Luntungan, ada banyak. Di DPRD sendiri hampir tidak ada. Kecuali yang pernah birokrat," kata politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.

Wakil rakyat daerah pemilihan Minahasa-Tomohon ini berharap, pendidikan ini dapat diberikan. Jika perlu sampai kepada tokoh-tokoh di daerah. "Kita harap tokoh di daerah harus punya wawasan Lemhanas. Kalau punya wawasan sempit bahaya. Jangan cuma di Jakarta. Untuk pembekalan ilmu kebangsaan dan kenegaraan," terangnya.

Pendidikan di Lemhanas akan memperkuat kebangsaan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Legoh meniliai, semua yang mengikuti pendidikan Lemhanas, rata-rata memiliki jiwa negarawan sejati. "Saya memang tidak ikut tapi ketika saya melihat semua kader-kader di Lemhanas, mereka sudah menjadi negarawan. Betul-betul menghargai tata tertib negara, aturan dan ideologi negara. Ini juga dalam rangka kita mempersempit wawasan-wawasan radikalisme. Kalau dia di Lemhanas pasti habis-habisan untuk NKRI," kuncinya. (arfin tompodung)