Foto: Julius Jems Tuuk
“Tender DAK Dikda Harus Diberi ke Orang Lokal”
Manado, MS
Kritik menyasar proses tender Dana Alokasi Khusus (DAK) di
Dinas Pendidikan Daerah (Dikda) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulut mendesak agar pemenangnya diberikan ke
warga lokal. Upaya ini salah satunya untuk meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM).
Arus dorongan itu disampaikan Anggota DPRD Sulut, Julius Jems
Tuuk, saat rapat dengar pendapat Komisi IV DPRD Sulut dengan Dikda Sulut, di
ruang rapat komisi, Senin (13/12). Menurutnya, dari segi aturan harus
diprioritaskan warga lokal untuk mendapatkan tender. "Berapa besar DAK di
tahun 2021 dan siapa yang jadi pemenangnya. Yang saya tahu, dari sisi
Undang-Undang kalau itu (proyek, red) di Mongondow maka diupayakanlah agar
orang dari Mongondow yang mendapat tender," tegas Tuuk.
Dirinya mengungkapkan, apa yang justru ditemukannya di lapangan
yang mengerjakannya ada CV dari Provinsi Gorontalo dan dari Kota Manado.
"Kalau ini yang terjadi bicara soal kesejahteraan rakyat maka saya tidak
heran karena untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu pemerintah diukur dari
IPM. Dari semua 15 kabupaten kota urutan 12 sampai 15 empat terbawa itu dari
Mongondow. Makanya saya tidak heran," ungkap politisi Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan itu.
Disampaikannya, pendidikan menjadi pengukuran dari IPM disertai
kesehatan dan kesejahteraan. "Jadi kalau mau cari orang paling biongo di
Sulut, ada di Mongondow. Kalau mo cari orang saki-saki cari di Mongondow. Kalo
mo cari orang paling miskin ada di Mongondow. Kenapa DAK, begini banyak yang
kerjakan di Mongondow dan Manado," tegas wakil rakyat daerah pemilihan
Bolaang Mongondow Raya ini.
Dirinya menyampaikan, bila di lapangan tender itu dikerjakan
orang Mongondow maka tentu ia tidak akan mengungkapkan hal ini. Menurutnya, 4
kabupaten kota yang terendah IPM-nya di wilayah Mongondow salah satu faktornya
adalah tendernya tidak diberikan ke masyarakat lokal. "Kenapa IPM-nya
rendah? Karena tender yang kecil-kecil saja kok harus diberikan ke orang
luar," semburnya. (arfin tompodung)
Komentar